Pertanyaan:
Kami adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penghasil minyak sawit dimana kami juga menghasilkan produk sampingan yaitu palm kernel meal (PKM). Produk ini kami jual ke bidang peternakan dalam bentuk pelet. Agar tidak bulky dan berdebu, kami menggunakan molase untuk meningkatkan kualitas pelet, namun demikian kualitas pelet yang kami produksi masih tidak sesuai dengan yang kami harapkan dimana peletnya mudah sekali patah dan tidak seragam ukurannya (pendek-pendek), serta masih banyak debu (dust). Dugaan kami, mungkin karena molase yang terlalu lengket (sticky) justru akan menambah sulit proses pencampuran bahan PKM. Mohon arahan dari Bapak apakah ada bahan perekat PKM yang lebih baik untuk kami gunakan di PKM?
(Bapak Chandra – Medan)
Jawab:
Bapak Chandra yang kami hormati,
Terima kasih banyak atas pertanyaan yang diberikan kepada kami. Sebagaimana kita ketahui bahwa palm kernel meal (PKM) atau juga disebut bungkil inti sawit, merupakan hasil sampingan dari pengolahan inti buah sawit. Bungkil inti sawit biasanya memiliki kandungan air yang sedikit atau sekitar 10% dan 60% fraksi nutrisi berupa selulosa, lemak dan protein. Meskipun bungkil inti sawit (PKM) memiliki kandungan protein yang lebih rendah tetapi kualitasnya cukup dan cocok untuk dijadikan sebagai pakan ternak terutama pada sapi perah. Bungkil kelapa sawit juga termasuk jenis bahan baku yang berserat tinggi dan berminyak, sehingga dapat mempengaruhi signifikansi performa fisik pakan.
Molase (tetes tebu) merupakan produk sampingan dari industri pengolahan gula tebu atau gula bit yang masih mengandung gula dan asam-asam organik. Molase berbentuk cairan kental berwarna coklat dapat juga digunakan sebagai bahan perekat pakan atau bahan baku, namun sering kali mengalami kendala dalam pencampurannya terutama dengan bahan kering yang berbentuk bubuk (powder). Hal ini terjadi karena tekstur molase yang lengket (sticky) mengakibatkan bahan pakan tidak bisa merekat dengan sempurna. Selain itu jenis bahan baku yang digunakan juga ikut menentukan faktor kualitas kepadatan (durability) pakan.
Pelet sendiri merupakan bentuk bahan pakan yang dipadatkan dari bahan konsentrat atau hijauan dengan tujuan untuk mengurangi sifat keambaan (bulkiness) pakan. Dalam proses pembuatan pelet terdapat proses pemanasan dengan tekanan uap air (steam) yang disebut dengan proses kondisioning. Proses ini bertujuan untuk menciptakan gelatinisasi pada bahan supaya terjadi perekatan antar partikel penyusun, sehingga didapatkan pelet dengan tekstur dan tingkat kekerasan yang baik. Selain itu, proses kondisioning juga bertujuan untuk membuat: (1) pakan menjadi steril, terbebas bibit penyakit; (2) menjadikan pati dari bahan baku yang ada sebagai perekat; (3) pakan menjadi lebih lunak sehingga hewan ternak mudah mencernanya dan (4) menciptakan aroma pakan yang lebih merangsang nafsu makan hewan ternak karena terjadinya tingkat kematangan tertentu pada bahan.
Penggunaan bahan baku saja belum cukup untuk mendapatkan tekstur dan kepadatan pakan yang baik. Namun bahan baku yang mengandung serat dan kadar lemak cukup tinggi seperti PKM akan mempersulit terjadinya gelatinisasi sebagai bahan perekat pada pakan. Oleh karena itu, diperlukan adanya bahan aditif alami yang membantu merekatkan bahan baku pakan yang aktif hanya melalui reaksi dengan moisture tanpa proses gelatinisasi, agar menjadi pelet dengan tekstur yang padat tetapi tidak keras.
Jika perlekatan molase masih kurang sempurna seperti yang disampaikan, maka kami menyarankan agar dapat menggunakan perekat alami Lignobond DD yang dihasilkan dari pengolahan soft wood kayu pilihan yang memiliki daya rekat 10 kali lebih kuat dibandingkan dengan perekat biasa (by-product gandum, tapioka dan molase). Lignobond DD dengan komposisi calcium lignosulphonate dapat larut 100% dalam serat bahan sehingga sangat tepat sebagai pelet binder pakan hewan ternak, ikan dan udang, juga aplikatif untuk pakan berserat tinggi (ruminan), serta pakan khusus dengan kadar lemak tinggi atau sebagai perekat bahan baku yang akan dijadikan pelet seperti PKM. Kandungan senyawa binder berfungsi mengikat partikel bahan menjadi lebih kompak yang memiliki ketahanan (durability) yang tinggi, mengurangi debu serta mencegah segregasi atau pecahnya pelet dalam pakan jadi, tanpa menyebabkan pelet menjadi keras.
Adapun untuk mendapatkan dosis pemakaian yang tepat, dapat dilakukan percobaan terlebih dahulu dengan kisaran penambahan Lignobond DD pada pakan 1 – 5 kg per ton tergantung bahan baku yang digunakan dalam pembuatan pakan. Penggunaan dosis yang disarankan adalah yang paling tinggi terlebih dahulu yaitu 5 kg untuk mengetahui batas minimal dosis yang dapat digunakan. Jangan ragu untuk menghubungi tim Fenanza yang selalu didukung tim ahli dari Borregaard-Norway, karena kami percaya dengan pemakaian Lignobond DD yang tepat akan dapat menyelesaikan permasalahan pelet yang Bapak hadapi. Selamat mencoba dan sukses selalu. Salam (D/ IHN).
Juga terbit di Mahalah TROBOS Edisi September 2019