RUBRIK KONSULTASI TROBOS
Sutrisno – Peternak babi asal Jawa Tengah
Senang sekali dapat kembali menghubungi bapak lewat rubrik dialog ini, dimana sebenarnya saya adalah pelanggan setia majalah TROBOS Livestock yang selalu membaca rubrik yang bapak tulis sejak 2004 hingga 2012, dan merasakan banyak manfaatnya untuk peternakan saya. Begini pak, saya Sutrisno peternak babi di daerah Jawa Tengah, akhir-akhir ini babi dikandang terutama setelah disapih hingga pada fase finisher siap potong sering sekali mencret dan lemas tiba-tiba, yang akhirnya menyebabkan babi cepat mati walaupun kelihatannya gemuk. Setelah di analisis jeroannya, hampir semua hati babi yang mati tersebut pucat dan rapuh. Hasil berdiskusi dengan sesama peternak babi dan para ahli yang saya temui bahwa kemungkinan besar babi-babi tersebut mati akibat infeksi mikotoksin (Mycotoxin). Saya ingin tanyakan, apa itu Mycotoxin dan bagaimana cara mencegah atau mengobatinya? Terimakasih atas jawabannya.
Jawaban
Terimakasih atas kesetiaan bapak mengikuti rubrik ini, semoga selanjutnya kita bisa berkomunikasi secara rutin mencari tahu hal-hal yang dapat mengembangkan peternakan babi khususnya.
Mycotoxin berasal dari kata Myco yang artinya jamur/ kapang dan Toxin berarti racun. Jadi Mycotoxin dapat didefinisikan secara sederhana sebagai racun yang dihasilkan jamur/ kapang. Namun pertanyaannya apakah semua jamur itu menghasilkan toxin? Tentu hal ini tidak, contohnya jamur yang sering kita makan tidak menghasilkan racun. Namun untuk jamur-jamur tertentu seperti Aspergillus flavus merupakan jamur yang menghasilkan mikotoksin yang sangat berbahaya dan disebut aflatoxin. Hampir semua produk pertanian dapat mengandung aflatoxin meskipun biasanya masih pada kadar toleransi.
Jamur atau kapang ini biasanya tumbuh pada penyimpanan biji-bijian atau bahan baku pakan yang tidak memperhatikan faktor kelembaban (min 7 %) dan bertemperatur tinggi, dimana daerah tropis merupakan tempat berkembang biaknya jamur atau kapang yang paling ideal. Perlu diketahui bahwa mycotoxin tidak bisa dibunuh walaupun dengan menggunakan temperatur tinggi sekalipun. Karena itu, yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pencegahan atau mengikat mycotoxin yang telah berada dalam bahan baku pakan ternak.
Seiring dengan perkembangan teknologi, banyak sekali penelitian yang dilakukan para ilmuwan untuk mencegah menyebarnya dampak negatif dari mycotoxin ini. Salah satu perusahaan Jerman yang terus melakukan penelitian yaitu EW NUTRITION yang telah berhasil mengeluarkan produk untuk mengikat mycotoxin yaitu MASTERSORB. Produk ini merupakan mycotoxin binder (pengikat mikotoksin) generasi terbaru yang telah dilengkapi dengan senyawa aktif yang berperan sebagai hepatoprotector ( melindungi kerapuhan hati akibat serangan mycotoxin).
“Spesifik Bentonite” yang terkandung di dalam MASTERSORB sangat efektif mengikat mycotoxin terutama jenis aflatoxin. Sedangkan B-D Glucan yaitu ekstrak dari dinding yeast Saccharomyces cereviceae dengan ikatan van der walls-nya dapat mengikat berbagai jenis mycotoxin lebih spesifik seperti Zearalenone, Fumonisin, T2 toxin dan masih banyak lagi mycotoxin yang berbahaya lainnya.
Kandungan spesifik yang membedakan dari produk lain yaitu adanya Sylimarin yang dikandung MASTERSORB, dimana sylimarin merupakan ekstrak dari milk thirstle yaitu senyawa aktif sebagai sumber antioksidan yang dapat merangsang regenerasi sel pada organ hati sehingga lebih sehat dan mampu mendetoksikasi racun mycotoxin lebih
optimal walaupun hanya dengan dosis pencegahan 0.5 kg per ton pakan. Jadi gunakanlah selalu mycotoxin binder MASTERSORB dalam semua fase pakan agar terhindar dari kerugian akibat kematian babi yang terinfeksi mycotoxin.
Demikian yang dapat kami jelaskan, jika ada hal lain yang ingin ditanyakan lebih lanjut, harap dapat menghubungi kami lewat rubrik ini. Selamat mencoba pak, semoga sukses. TROBOS/Adv