(021) 83787990

contact@fenanza.id

Penggunaan Trace Mineral Unggul dalam Ayam Petelur

Salam. Perkenalkan saya Suwito dari Kediri, Jawa Timur. Sebagai seorang peternak ayam petelur, saya sering menambahkan beberapa campuran trace mineral untuk menunjang produktivitas ternak saya. Mohon info dari Fenanza, bagaimana memilih mineral yang baik, karena di pasaran banyak sekali produk-produk mineral, baik organik maupun anorganik.

Dear Bpk. Suwito, terimakasih telah mempercayakan permasalahan peternakan Bapak kepada tim Fenanza. Peran mineral terhadap produktivitas ternak ayam petelur telah banyak di observasi, meskipun dalam jumlah yang relative kecil namun memiliki peran yang besar terhadap keberhasilan budidaya peternakan. Secara bioavailabilitasnya, mineral terbagi menjadi mineral makro (Ca, P, Na, Cl, Mg, K) dan mikro trace mineral (Zn, Mn, Cu, Fe, Se).

Trace Mineral: Sedikit dalam Jumlah, Penting dalam Performa

Setidaknya ada lima mineral trace yang umumnya digunakan dan dibutuhkan oleh ternak ayam petelur. Diantaranya:

  1. Copper(Cu) memiliki kegunaan sebagai aktivator enzim dalam metabolisme dan pembentuk pigmen bulu, defisiensi Copper dalam tubuh ternak dapat menyebabkan abnormalitas kerangka, depigmentasi bulu, kematian mendadak akibat pecahnya pembulu darah utama/ jantung.
  2. Zinc(Zn) berperan dalam sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan bulu dan tulang ternak, kekuragan supply Zinc didalam tubuh ternak akan menyebabkan pertumbuhan tubuh yang melambat, menghilangkan nafsu makan, bulu, sisik kaki, paruh kusam, hingga mengakibatkan abnormalitas pada embrio ternak.
  3. Ferro (Fe)Tak kalah penting dengan mineral sebelumnya, Fe berperan sebagai transport oksigen oleh hemoglobin ke dalam darah, ternak dapat mengalami anemia , penurunan sel-sel darah merah, depigmentasi pada paruh dan jengger jika dalam tubuhnya kekurangan Fe.
  4. Manganese (Mn) memiliki peran dalam activator enzim khususnya pembentukan rangka sehingga jika menemukan ternak yang mengalami abnormalitas kerangka, kerabang telur yang tipis serta kerapatannya berkurang dapat diindikasikan ternak tersebut kekurangan Mn dalam tubuhnya.
  5. Selenium(Se) berperan sebagai activator glutation peroksidase antioksidan yang kuat, defisiensi selenium dalam tubuh dapat menyebabkan dilatasi jantung, lemah jantung, edema dan hemorage (pecahnya pembuluh darah).

 

Mineral Trace Organik vs Anorganik: Mana yang Terbaik?

Ditinjau dari proses dan ligand nya, trace mineral terbagi menjadi golongan organik dan anorganik. Umumnya, peternak menggunakan mineral anorganik dalam pakan, yaitu mineral yang tidak terikat dengan karbon dan diproses dengan gabungan garam-garam inorganik.  Mineral anorganik paling sering dijumpai dalam bentuk sulfat, chloride, carbonat  maupun oxide. Lebih lanjut, bahwa mineral anorganik memiliki tingkat daya serap lebih rendah dan penyerapannya membutuhkan waktu lama, hal ini dapat dilihat dari kandungan mineral yang cukup tinggi pada eksresi ternak. Sementara itu, trace mineral organik (dalam bentuk kelasi) merupakan jenis mineral yang diberi ligand  berupa molekul organik seperti asam amino, proteinate atau polisakarida yang dapat mengurangi risiko toksisitas, antagonisme antar mineral (umumnya terdapat pada mineral anorganik), menurunkan tingkat cemaran logam berat dan menjadikan mineral lebih mudah terserap dalam ternak.

Penggunaan Trace Mineral Organic Aminox® Chelated untuk Mensupply Kebutuhan Mineral Ternak

Berkaitan dengan pertanyaan Bapak, bahwa penggunaan mineral organik dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mendukung performa produksi ayam petelur. Dalam hal ini, kami merekomendasikan menggunakan produk mineral trace organik chelated Fe-Aminox 10 ®Mn-Aminox 10 ®, Se-Aminox 4000 ®, Zn-Aminox 10 ®, dan Cu-Aminox 10 ® dari SOMA. Produk trace mineral organik tersebut sudah dikelasi berupa asam amino spesifik metionin, sehingga tingkat penyerapan lebih baik dibanding bentuk anorganik maupun organik lain. Penggunaan ligand spesifik metionin asam amino sangat ideal karena memiliki 2 grup fungsional (amino & hydroxyl) yang menjadikan daya serap tinggi, toksisistas rendah, kontaminasi logam rendah, dan mineral lebih stabil dan terukur.    

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan, semoga bisa menjadi solusi yang tepat untuk peternakan Bapak kedepannya. Untuk informasi yang lebih lanjut, jangan pernah ragu untuk menghubungi Tim Fenanza di lapangan maupun melalui redaksi Majalah Trobos.(ARD).

Share Artikel Ini
Artikel Event Lainnya

Salam. Perkenalkan saya Suwito dari Kediri, Jawa Timur. Sebagai seorang peternak ayam petelur, saya sering menambahkan beberapa campuran trace mineral untuk menunjang produktivitas ternak saya. Mohon info dari Fenanza, bagaimana memilih mineral yang baik, karena di pasaran banyak sekali produk-produk mineral, baik organik maupun anorganik.

Dear Bpk. Suwito, terimakasih telah mempercayakan permasalahan peternakan Bapak kepada tim Fenanza. Peran mineral terhadap produktivitas ternak ayam petelur telah banyak di observasi, meskipun dalam jumlah yang relative kecil namun memiliki peran yang besar terhadap keberhasilan budidaya peternakan. Secara bioavailabilitasnya, mineral terbagi menjadi mineral makro (Ca, P, Na, Cl, Mg, K) dan mikro trace mineral (Zn, Mn, Cu, Fe, Se).

Trace Mineral: Sedikit dalam Jumlah, Penting dalam Performa

Setidaknya ada lima mineral trace yang umumnya digunakan dan dibutuhkan oleh ternak ayam petelur. Diantaranya:

  1. Copper(Cu) memiliki kegunaan sebagai aktivator enzim dalam metabolisme dan pembentuk pigmen bulu, defisiensi Copper dalam tubuh ternak dapat menyebabkan abnormalitas kerangka, depigmentasi bulu, kematian mendadak akibat pecahnya pembulu darah utama/ jantung.
  2. Zinc(Zn) berperan dalam sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan bulu dan tulang ternak, kekuragan supply Zinc didalam tubuh ternak akan menyebabkan pertumbuhan tubuh yang melambat, menghilangkan nafsu makan, bulu, sisik kaki, paruh kusam, hingga mengakibatkan abnormalitas pada embrio ternak.
  3. Ferro (Fe)Tak kalah penting dengan mineral sebelumnya, Fe berperan sebagai transport oksigen oleh hemoglobin ke dalam darah, ternak dapat mengalami anemia , penurunan sel-sel darah merah, depigmentasi pada paruh dan jengger jika dalam tubuhnya kekurangan Fe.
  4. Manganese (Mn) memiliki peran dalam activator enzim khususnya pembentukan rangka sehingga jika menemukan ternak yang mengalami abnormalitas kerangka, kerabang telur yang tipis serta kerapatannya berkurang dapat diindikasikan ternak tersebut kekurangan Mn dalam tubuhnya.
  5. Selenium(Se) berperan sebagai activator glutation peroksidase antioksidan yang kuat, defisiensi selenium dalam tubuh dapat menyebabkan dilatasi jantung, lemah jantung, edema dan hemorage (pecahnya pembuluh darah).

 

Mineral Trace Organik vs Anorganik: Mana yang Terbaik?

Ditinjau dari proses dan ligand nya, trace mineral terbagi menjadi golongan organik dan anorganik. Umumnya, peternak menggunakan mineral anorganik dalam pakan, yaitu mineral yang tidak terikat dengan karbon dan diproses dengan gabungan garam-garam inorganik.  Mineral anorganik paling sering dijumpai dalam bentuk sulfat, chloride, carbonat  maupun oxide. Lebih lanjut, bahwa mineral anorganik memiliki tingkat daya serap lebih rendah dan penyerapannya membutuhkan waktu lama, hal ini dapat dilihat dari kandungan mineral yang cukup tinggi pada eksresi ternak. Sementara itu, trace mineral organik (dalam bentuk kelasi) merupakan jenis mineral yang diberi ligand  berupa molekul organik seperti asam amino, proteinate atau polisakarida yang dapat mengurangi risiko toksisitas, antagonisme antar mineral (umumnya terdapat pada mineral anorganik), menurunkan tingkat cemaran logam berat dan menjadikan mineral lebih mudah terserap dalam ternak.

Penggunaan Trace Mineral Organic Aminox® Chelated untuk Mensupply Kebutuhan Mineral Ternak

Berkaitan dengan pertanyaan Bapak, bahwa penggunaan mineral organik dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mendukung performa produksi ayam petelur. Dalam hal ini, kami merekomendasikan menggunakan produk mineral trace organik chelated Fe-Aminox 10 ®Mn-Aminox 10 ®, Se-Aminox 4000 ®, Zn-Aminox 10 ®, dan Cu-Aminox 10 ® dari SOMA. Produk trace mineral organik tersebut sudah dikelasi berupa asam amino spesifik metionin, sehingga tingkat penyerapan lebih baik dibanding bentuk anorganik maupun organik lain. Penggunaan ligand spesifik metionin asam amino sangat ideal karena memiliki 2 grup fungsional (amino & hydroxyl) yang menjadikan daya serap tinggi, toksisistas rendah, kontaminasi logam rendah, dan mineral lebih stabil dan terukur.    

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan, semoga bisa menjadi solusi yang tepat untuk peternakan Bapak kedepannya. Untuk informasi yang lebih lanjut, jangan pernah ragu untuk menghubungi Tim Fenanza di lapangan maupun melalui redaksi Majalah Trobos.(ARD).

Share Artikel Ini
Artikel Event Lainnya
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!