(021) 83787990

contact@fenanza.id

Mengendalikan Hama Tikus Gudang dengan SMART

Pertanayaan :

Perkenalkan nama saya Yudi, peternak ayam petelur dari Blitar. Kondisi saat ini, saya memiliki gudang khusus untuk penyimpanan bahan baku dan pakan yang sedang bermasalah dengan hama tikus yang menyerang. Saya biasanya menggunakan obat tikus yang ada dipasaran untuk membunuh hama tikus, namun populasi tikus belum juga terkendalikan dengan maksimal. Saya ingin menanyakan, bagaiamana strategi memberantas hama tikus namun dengan biaya yang efisien bagi usaha peternakan kami, Terimakasih.

Yudi – Blitar

Jawaban:

Terimakasih Bpk Yudi atas pertanyan yang diberikan kepada tim Fenanza di lapangan. Hama tikus termasuk ke dalam kelompok hewan pengerat (Rodent) dan merupakan hama berbahaya yang sering menyerang sektor industri peternakan, biasanya kerusakan dan kerugian yang diakibatkan hama tikus cukup banyak, seperti a). Mengurangi jumlah stok bahan akibat dimakan tikus b). Merusak fasilitas pergudangan seperti kemasan, kandang, dinding, atap, saluran air, hingga ke beberapa bagian vital seperti gudang bahan baku dan mesin produksi. Bahkan tak jarang kita jumpai, berbagai kasus fatal seperti konsleting listrik, kebakaran gudang diakibatkan oleh ‘keganasan’ dari serangan hama tikus. c). Mengontaminasi bahan, produk, dan lingkungan dengan fecesurine bulu serta sisa makananya, sehingga dapat menurunkan nilai higienis bahan pangan ataupun produk yang terkena hama tikus d) Menimbulkan permasalahan kesehatan manusia “agent pembawa penyakit “ setidaknya terdapat 45 jenis penyakit dan 200 jenis pathogen dan parasit yang dapat di bawa oleh tikus tersebut. seperti: Salmonellosis, leptospirosis dan demam akibat gigitan tikus/ rat-bite fever pada manusia sedangkan untuk peternakan yang perlu diwaspadai adalah adanya penyakit berdampak langsung pada ternak seperti: swine dysentery (babi), cacar unggas/ fowl pox (unggas) dan pasteurellosis (semua ternak). Jadi, serangan hama tikus secara umum dapat mengakibatkan kerugian secara finansial terhadap produksi ternak.

Menerapkan Manajemen Pengendalian, Bukan Pembasmian

Sering kami menjumpai kasus-kasus di lapangan, baik di farm unggas/ non unggas, terjadi ketidakefektifan menangani populasi tikus. Tikus muncul terus walaupun  sudah menerapkan tindakan pembasmian. Hal ini terjadi karena orientasi tindakan hanya fokus pada pembasmian, bukan pengendalian. Padahal, prinsip utama dalam menangani kasus seperti ini adalah dibutuhkannya sistem pengendalian yang terprogram sehingga memperoleh hasil yang maksimal.

Perlu kami sampaikan bahwa ada beberapa aspek penting dalam pengendalian tikus, diantaranya yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Diagnosa,yaitu memperhatikan karakteristik area peternakan. Lakukan pemetaan terhadap wilayah-wilayah utama yang menjadi aktivitas tikus (gudang pakan, bahan baku, saluran pipa, atap, lubang-lubang bawah tanah, dsb), terutama pada area gudang bahan baku/ pakan yang menjadi sumber utama makanannya, kemudian mendeteksi jalan masuk, jalur, tempat makan dan sarang. Diagnosa seperti ini sangat penting dilakukan, terutama untuk mengetahui skema pengendalian yang cocok untuk dilakukan setelahnya.

b) Pembuatan Program Pengendalian

Pembuatan program untuk pengendalian tikus dapat dilakukan dengan tujuan mengendalikan populasi tikus dengan mempertimbangkan faktor kesehatan, lingkungan dan ekonomi yaitu : 1). Kesehatan, artinya pengendalian harus aman bagi manusia, tidak menghasilkan residu berlebih, toksin/ racun, iritasi, dan berbagai masalah kesehatan lain. 2). Lingkungan, artinya pengendalian tikus haruslah aman bagi keberlangsungan kehidupan sekitar (bersifat sustainability) dan tidak menimbulkan dampak / limbah berbahaya bagi ekosistem maupun sosial-ekonomi. 3). Cost/ Biaya, di masa pandemi covid-19 seperti saat ini, kita harus bijak dalam melakukan efisiensi biaya produksi yang menjadi syarat utama dalam melangsungkan bisnis peternakan.

c) Produk berkualitas

Elemen dasar dalam proses pengendalian hama tikus secara lebih efisien tidak bisa dilepaskan dengan efektifitas mutu produk yang digunakan. Pemilihan produk harus benar-benar diperhatikan kualitas, ketersediaan (kontinuitas), keamanan, keaslian dan legalitasnya. Dalam hal ini, kami merekomendasikan menggunakan Stratagem, yaitu rodentisida single-feed generasi terbaru yang menggunakan bahan aktif flukomafen (lebih efektif dibanding bahan aktif yang banyak beredar di pasaran karena dosis yang lebih rendah), tidak dibungkus paraffin sehingga meningkatkan palatabilitasnya. Selain itu, dalam proses penerapannya, Stratagem tidak dipengaruhi oleh  perubahan kondisi lingkungan (panas, kekeringan, debu, kelembapan), bentuknya disesuaikan dengan kebiasaan menggigit, menggenggam dan mengunyah tikus, dosis rendah (hanya membutuhkan 1,6 gram untuk membunuh tikus seberat 250 gram dan hanya membutuhkan 16-20 g/ titik umpan) yang dapat mempercepat masa program pengendalian (biaya logistik murah), tingginya palatabilitas (kemungkinan tikus memilih umpan dibandingkan sumber makanan lain) dan tentunya biaya rendah untuk total program yang dilakukan.

Fenanza sebagai distributor resmi Stratagem yang diproduksi oleh BASF, mengedepankan metode konsultasi dua arah antara peternak langsung dengan tim tekhnikal kami di lapangan agar mampu menjawab permasalahan yang dihadapi peternak saat. Untuk informasi  lebih lanjut, jangan pernah ragu untuk me­nghubungi Tim Fenanza di lapangan maupun melalui redaksi Majalah Trobos. Salam (ARD).

Artikel ini juga terbit pada Majalah Trobos Livestock bulan

Juni 2020 

Share Artikel Ini
Artikel Event Lainnya

Pertanayaan :

Perkenalkan nama saya Yudi, peternak ayam petelur dari Blitar. Kondisi saat ini, saya memiliki gudang khusus untuk penyimpanan bahan baku dan pakan yang sedang bermasalah dengan hama tikus yang menyerang. Saya biasanya menggunakan obat tikus yang ada dipasaran untuk membunuh hama tikus, namun populasi tikus belum juga terkendalikan dengan maksimal. Saya ingin menanyakan, bagaiamana strategi memberantas hama tikus namun dengan biaya yang efisien bagi usaha peternakan kami, Terimakasih.

Yudi – Blitar

Jawaban:

Terimakasih Bpk Yudi atas pertanyan yang diberikan kepada tim Fenanza di lapangan. Hama tikus termasuk ke dalam kelompok hewan pengerat (Rodent) dan merupakan hama berbahaya yang sering menyerang sektor industri peternakan, biasanya kerusakan dan kerugian yang diakibatkan hama tikus cukup banyak, seperti a). Mengurangi jumlah stok bahan akibat dimakan tikus b). Merusak fasilitas pergudangan seperti kemasan, kandang, dinding, atap, saluran air, hingga ke beberapa bagian vital seperti gudang bahan baku dan mesin produksi. Bahkan tak jarang kita jumpai, berbagai kasus fatal seperti konsleting listrik, kebakaran gudang diakibatkan oleh ‘keganasan’ dari serangan hama tikus. c). Mengontaminasi bahan, produk, dan lingkungan dengan fecesurine bulu serta sisa makananya, sehingga dapat menurunkan nilai higienis bahan pangan ataupun produk yang terkena hama tikus d) Menimbulkan permasalahan kesehatan manusia “agent pembawa penyakit “ setidaknya terdapat 45 jenis penyakit dan 200 jenis pathogen dan parasit yang dapat di bawa oleh tikus tersebut. seperti: Salmonellosis, leptospirosis dan demam akibat gigitan tikus/ rat-bite fever pada manusia sedangkan untuk peternakan yang perlu diwaspadai adalah adanya penyakit berdampak langsung pada ternak seperti: swine dysentery (babi), cacar unggas/ fowl pox (unggas) dan pasteurellosis (semua ternak). Jadi, serangan hama tikus secara umum dapat mengakibatkan kerugian secara finansial terhadap produksi ternak.

Menerapkan Manajemen Pengendalian, Bukan Pembasmian

Sering kami menjumpai kasus-kasus di lapangan, baik di farm unggas/ non unggas, terjadi ketidakefektifan menangani populasi tikus. Tikus muncul terus walaupun  sudah menerapkan tindakan pembasmian. Hal ini terjadi karena orientasi tindakan hanya fokus pada pembasmian, bukan pengendalian. Padahal, prinsip utama dalam menangani kasus seperti ini adalah dibutuhkannya sistem pengendalian yang terprogram sehingga memperoleh hasil yang maksimal.

Perlu kami sampaikan bahwa ada beberapa aspek penting dalam pengendalian tikus, diantaranya yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Diagnosa,yaitu memperhatikan karakteristik area peternakan. Lakukan pemetaan terhadap wilayah-wilayah utama yang menjadi aktivitas tikus (gudang pakan, bahan baku, saluran pipa, atap, lubang-lubang bawah tanah, dsb), terutama pada area gudang bahan baku/ pakan yang menjadi sumber utama makanannya, kemudian mendeteksi jalan masuk, jalur, tempat makan dan sarang. Diagnosa seperti ini sangat penting dilakukan, terutama untuk mengetahui skema pengendalian yang cocok untuk dilakukan setelahnya.

b) Pembuatan Program Pengendalian

Pembuatan program untuk pengendalian tikus dapat dilakukan dengan tujuan mengendalikan populasi tikus dengan mempertimbangkan faktor kesehatan, lingkungan dan ekonomi yaitu : 1). Kesehatan, artinya pengendalian harus aman bagi manusia, tidak menghasilkan residu berlebih, toksin/ racun, iritasi, dan berbagai masalah kesehatan lain. 2). Lingkungan, artinya pengendalian tikus haruslah aman bagi keberlangsungan kehidupan sekitar (bersifat sustainability) dan tidak menimbulkan dampak / limbah berbahaya bagi ekosistem maupun sosial-ekonomi. 3). Cost/ Biaya, di masa pandemi covid-19 seperti saat ini, kita harus bijak dalam melakukan efisiensi biaya produksi yang menjadi syarat utama dalam melangsungkan bisnis peternakan.

c) Produk berkualitas

Elemen dasar dalam proses pengendalian hama tikus secara lebih efisien tidak bisa dilepaskan dengan efektifitas mutu produk yang digunakan. Pemilihan produk harus benar-benar diperhatikan kualitas, ketersediaan (kontinuitas), keamanan, keaslian dan legalitasnya. Dalam hal ini, kami merekomendasikan menggunakan Stratagem, yaitu rodentisida single-feed generasi terbaru yang menggunakan bahan aktif flukomafen (lebih efektif dibanding bahan aktif yang banyak beredar di pasaran karena dosis yang lebih rendah), tidak dibungkus paraffin sehingga meningkatkan palatabilitasnya. Selain itu, dalam proses penerapannya, Stratagem tidak dipengaruhi oleh  perubahan kondisi lingkungan (panas, kekeringan, debu, kelembapan), bentuknya disesuaikan dengan kebiasaan menggigit, menggenggam dan mengunyah tikus, dosis rendah (hanya membutuhkan 1,6 gram untuk membunuh tikus seberat 250 gram dan hanya membutuhkan 16-20 g/ titik umpan) yang dapat mempercepat masa program pengendalian (biaya logistik murah), tingginya palatabilitas (kemungkinan tikus memilih umpan dibandingkan sumber makanan lain) dan tentunya biaya rendah untuk total program yang dilakukan.

Fenanza sebagai distributor resmi Stratagem yang diproduksi oleh BASF, mengedepankan metode konsultasi dua arah antara peternak langsung dengan tim tekhnikal kami di lapangan agar mampu menjawab permasalahan yang dihadapi peternak saat. Untuk informasi  lebih lanjut, jangan pernah ragu untuk me­nghubungi Tim Fenanza di lapangan maupun melalui redaksi Majalah Trobos. Salam (ARD).

Artikel ini juga terbit pada Majalah Trobos Livestock bulan

Juni 2020 

Share Artikel Ini
Artikel Event Lainnya
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!