(021) 83787990

contact@fenanza.id

Tips Mencapai Keberhasilan Dalam Budidaya Udang

Budidaya udang memang bukan perkara mudah,  tetapi dengan memahami dasar- dasarnya dengan tepat, tambak akan dapat berjalan produktif dan bebas penyakit. Dalam operasi budidaya udang, berbagai aktivitas dilakukan setiap hari. Ada beberapa tips penting yang berguna bagi petambak. Beberapa mungkin sudah umum diketahui, tetapi ini dapat memberi wawasan baru dan berguna untuk para petambak.

 

1. Sterilisasi semua bagian

Sterilisasi merupakan langkah penting untuk memastikan lingkungan yang bebas penyakit bagi udang. Sebelum penebaran dimulai, seluruh aspek tambak perlu disterilisasi  kolam, semua peralatan dan air budidaya  untuk membasmi patogen dan meminimalisasi risiko penyakit.

Berikut adalah cara untuk memulai sterilisasi:

 

Sterilisasi kolam dan peralatan

Pertama, bersihkan kolam dan peralatan dengan semprotan bertekanan tinggi yang mengandung disinfektan. Direkomendasikan untuk menggunakan 10 ppm asam trikloroisosianurat (TCCA) dan 30 ppm natrium hipoklorit.

 

Setelah disinfeksi, sikat lapisan kolam untuk memastikan biofilm terangkat. Kemudian, buang semua sisa lumpur dari siklus sebelumnya karena ini adalah sumber patogen dan komponen berbahaya lain. Jika tambak mengalami wabah penyakit pada siklus sebelumnya, gunakan kapur dengan pH hingga 11 untuk membasmi spora dan mencegah wabah lebih lanjut di siklus berikutnya. Penggunaan kapur api atau CaO sangat efektif dalam hal ini.

 

Sterilisasi air

Sterilisasi air memerlukan dua langkah: prefiltrasi dan disinfeksi. Untuk prefiltrasi, gunakan filter dengan ukuran jaring kurang dari 200-300 mikron pada saluran masuk air (inlet) untuk mencegah masuknya patogen, predator dan padatan yang tidak diinginkan yang dapat mengendap. Filter harus dipelihara secara teratur dengan membilas dengan air bersih dan menghilangkan kotoran di jaringnya.

 

Sedangkan untuk disinfeksi air, gunakan disinfektan kimiawi untuk membasmi semua patogen. Gunakan 20–30 ppm natrium hipoklorit 60 persen, 0,5–2,5 ppm KMnO4 dan 10 ppm TCCA ke air yang disaring selama 24 jam. Pertahankan aerasi penuh selama proses disinfeksi kimiawi. Untuk menghilangkan sisa klorin, gunakan natrium tiosulfat dengan jumlah yang tepat dengan cara mengalikan sisa konsentrasi klorin dikali tiga. Terakhir, aplikasikan proses tersebut dua hingga tujuh kali selama 24 jam.

 

 

2. Tingkatkan biosekuriti

Dalam budidaya udangbiosekuriti sering diabaikan karena dianggap hanya menambah kebutuhan infrastruktur yang tidak perlu dan prosedur yang kompleks dengan keuntungan yang tidak jelas.

 

Namun, pentingnya biosekuriti tidak bisa diabaikan karena ini adalah salah satu cara utama untuk mencegah penyakit di tambak dan juga wabah lebih lanjut di suatu wilayah; ini tentu menguntungkan tidak hanya satu petambak tetapi juga seluruh lingkungan.

 

Biosekuriti bekerja dengan mencegah masuknya patogen dan mengeluarkan patogen dari tambak. Berikut adalah beberapa tindakan biosekuriti yang paling sederhana yang dapat mulai diterapkan di tambak.

 

  • Gunakan pelapis kolam  bahan yang paling umum digunakan adalah plastik high-density polyethylene (HDPE). Penggunaan pelapis memungkinkan kontrol air yang lebih mudah karena air tidak berinteraksi langsung dengan tanah, sebab interaksi tersebut dapat memicu reaksi anoksik kompleks yang sangat beracun bagi udang.
  • Lindungi tambak dengan pagar berguna untuk mencegah masuknya hewan liar, seperti kepiting, yang mungkin dapat membawa patogen yang tidak diinginkan.
  • Kontrol pergerakan orang dan kendaraan – penting untuk memastikan bahwa seluruh karyawan dan pengunjung telah melalui prosedur desinfeksi dan pembersihan sebelum dan setelah masuk dan saat bekerja. Semua kendaraan harus melalui prosedur yang sama sebelum masuk dan keluar.
  • Tempatkan pakan dan probiotik di ruang penyimpanan khusus berguna untuk menjaga kebersihan, mencegah kontak dengan vektor luar yang dapat membawa penyakit, dan untuk memberikan suhu yang lebih stabil agar kualitas pakan terjaga dengan lebih baik.
  • Pastikan ada laboratorium yang tersedia di area tambak – laboratorium penting untuk dua hal: mengecek kualitas air dan memeriksa penyakit. Memiliki laboratorium yang handal di tambak sangatlah bermanfaat, sebab melakukan pemeriksaan tersebut secara lokal jauh lebih cepat daripada, misalnya, harus mengirim sampel air atau udang ke kota lain.

 

Tindakan biosekuriti sederhana seperti jaring filter dan pelapis kolam dapat membantu mencegah wabah penyakit

 

3. Pertahankan alkalinitas di level optimal

Alkalinitas adalah salah satu parameter kualitas air yang paling penting karena dapat secara langsung memengaruhi fluktuasi pH dan komposisi bakteri. Direkomendasikan untuk menjaga alkalinitas pada 120–150 ppm. Pemeliharaan alkalinitas dapat dilakukan dengan mengaplikasikan senyawa bikarbonat atau karbonat, seperti NaHCO3, KHCO3, Na2CO3, CaCO3, dan CaMg(CO3)2 dan Premix makro mineral ke tambak. Lebih baik menerapkan pemeliharaan secara berkala daripada hanya melakukannya ketika terjadi lonjakan alkalinitas.

 

Untuk mengetahui jumlah senyawa bikarbonat yang tepat untuk diaplikasikan, kita perlu mengetahui konsentrasi alkalinitas saat ini, oleh karena itu pengukuran berkala menjadi penting. Rumus sederhana ini dapat membantu estimasi jumlah yang tepat:

(sasaran alkalinitas – konsentrasi alkalinitas saat ini)*2

 

Pemeliharaan alkalinitas dianjurkan dilakukan pada malam atau dini hari. Senyawa bikarbonat akan bereaksi dengan karbon dioksida (CO2) yang lebih banyak tersedia pada malam hari akibat respirasi semua organisme.

 

 

 

4. Kalibrasi semua alat ukur

Ini mungkin tampak sederhana tetapi sebelum setiap siklus, pastikan semua alat ukur telah dikalibrasi. Ini termasuk DO meter, pH meter, refraktometer, dan alat uji kimia. Alat yang tidak terkalibrasi dapat menyebabkan kesalahan yang signifikan yang dapat menyebabkan kekeliruan pengelolaan karena data yang tidak akurat. Alat yang dikalibrasi dapat membantu kita mendapatkan data yang lebih akurat tentang kondisi tambak dan memungkinkan pembuatan keputusan yang lebih akurat.

 

5. Lakukan asesmen kesehatan benur dan udang

Sebelum ditebar, benur dari hatchery harus diperiksa kesehatannya secara teratur  dengan mata telanjang atau, lebih baik, dengan mikroskop. Kesehatan udang juga harus diperiksa seminggu sekali setelah penebaran. Ini bermanfaat untuk menjaga pertumbuhan udang yang optimal dan mendeteksi kemungkinan adanya tanda-tanda penyakit. Hal-hal utama yang perlu diperiksa adalah jika:

 

  • Udang berenang dengan aktif
  • Morfologi tubuh normal
  • Perut terisi penuh
  • Tidak ada organisme lain yang menempel di tubuh
  • Otot tidak berwarna keruh
  • Perbandingan lebar otot dengan usus adalah 3:1
  • Hepatopankreas berukuran besar dan berwarna gelap
  • Insang berwarna putih atau keabu-abuan
  • Tidak ada melanisasi (ditunjukkan dengan bintik hitam dan kecoklatan)
  • Tidak ada sisa molting pada kepala udang
  • Tidak ada luka atau cacat pada tubuh

 

 

6. Ambil sampel udang secara rutin

Pengambilan sampel memungkinkan petambak untuk memahami pertumbuhan udang dan menyesuaikan tabel pakan, mencegah pemberian makan berlebih dan kekurangan makan. Disarankan untuk mengambil sampel udang setiap lima sampai tujuh hari dengan menggunakan jaring yang sesuai dengan ukuran udang saat itu. Pengambilan sampel dilakukan untuk memperkirakan berat badan rata-rata atau mean body weight (MBW) yang dihitung dengan membagi berat total udang dengan jumlah populasi udang.

 

Petambak harus mengambil sampel udang secara teratur untuk memastikan bahwa pemberian pakan dilakukan secara efisien. Yang juga penting untuk diperhatikan adalah cara pengambilan sampel yang dilakukan secara representatif. Hindari pengambilan sampel di dekat anco karena udang di sana cenderung lebih besar daripada yang lain. Ambil sampel acak secara vertikal  mencakup bagian atas, tengah dan bawah kolom air serta secara horizontal, meliputi berbagai sisi kolam. Hindari pengambilan sampel saat udang sedang molting.

 

7. Waspada molting

Molting memungkinkan udang untuk tumbuh lebih besar dan merupakan momen dalam masa pembesaran udang yang memerlukan perhatian khusus. Kita perlu mengetahui fase molting udang dengan mengambil sampel secara teratur. Dengan cara ini kita bisa lebih siap ketika molting terjadi. Untuk membantu udang menjalani pembentukan eksoskeleton yang baru, kita perlu menyediakan lingkungan yang tepat dengan memberikan nutrisi mikro dan makro mineral  yang cukup. Hal ini dapat membantu mencegah masalah molting dan kematian karena gagal molting. Beberapa mineral yang bermanfaat untuk membantu udang saat molting adalah: Ca, Cu, Mg, Na, P, K, Se, dan Zn.

 

8. Berikan probiotik di saat yang tepat

Probiotik adalah bakteri baik yang dapat meningkatkan pertumbuhan udang, mencegah stres dan penyakit, serta menjaga kualitas air yang baik. Probiotik lebih baik diaplikasikan pada awal siklus, membantu udang juvenil menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan meningkatkan kualitas air. Dianjurkan juga untuk memberikan probiotik selama situasi yang memicu stres untuk udang, seperti pertukaran air dan panen parsial. Bakteri baik bekerja dengan cara meningkatkan kesehatan usus udang dan memelihara lingkungan agar tetap relatif baik, sehingga tingkat stres dapat direduksi.

 

Memberikan probiotik selama panen parsial dapat mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kualitas akhirnya,

 

9. Terapkan fase nursery

Petambak udang biasanya menebar benur dari hatchery langsung ke kolam pembesaran, tetapi hal ini berisiko karena sistem kekebalan benur yang relatif belum berkembang. Meskipun memerlukan investasi dalam infrastruktur, fase nursery dapat membantu mengurangi risiko tersebut dengan memastikan bahwa sistem kekebalan benur telah optimal sebelum periode pembesaran.

 

Untuk mencapai hal tersebut, benur dari hatchery harus ditebar di kolam atau tangki nursery yang relatif kecil, dengan kepadatan lebih dari 2000 PL/m2, selama 30 hari. Ukuran kolam/tangki yang kecil membutuhkan lebih sedikit probiotik dan akan bekerja lebih efektif dibandingkan dengan di kolam pembesaran yang lebih besar, sehingga dapat mengurangi tingkat kematian dan biaya.

Share Artikel Ini
Artikel Berita Lainnya

Budidaya udang memang bukan perkara mudah,  tetapi dengan memahami dasar- dasarnya dengan tepat, tambak akan dapat berjalan produktif dan bebas penyakit. Dalam operasi budidaya udang, berbagai aktivitas dilakukan setiap hari. Ada beberapa tips penting yang berguna bagi petambak. Beberapa mungkin sudah umum diketahui, tetapi ini dapat memberi wawasan baru dan berguna untuk para petambak.

 

1. Sterilisasi semua bagian

Sterilisasi merupakan langkah penting untuk memastikan lingkungan yang bebas penyakit bagi udang. Sebelum penebaran dimulai, seluruh aspek tambak perlu disterilisasi  kolam, semua peralatan dan air budidaya  untuk membasmi patogen dan meminimalisasi risiko penyakit.

Berikut adalah cara untuk memulai sterilisasi:

 

Sterilisasi kolam dan peralatan

Pertama, bersihkan kolam dan peralatan dengan semprotan bertekanan tinggi yang mengandung disinfektan. Direkomendasikan untuk menggunakan 10 ppm asam trikloroisosianurat (TCCA) dan 30 ppm natrium hipoklorit.

 

Setelah disinfeksi, sikat lapisan kolam untuk memastikan biofilm terangkat. Kemudian, buang semua sisa lumpur dari siklus sebelumnya karena ini adalah sumber patogen dan komponen berbahaya lain. Jika tambak mengalami wabah penyakit pada siklus sebelumnya, gunakan kapur dengan pH hingga 11 untuk membasmi spora dan mencegah wabah lebih lanjut di siklus berikutnya. Penggunaan kapur api atau CaO sangat efektif dalam hal ini.

 

Sterilisasi air

Sterilisasi air memerlukan dua langkah: prefiltrasi dan disinfeksi. Untuk prefiltrasi, gunakan filter dengan ukuran jaring kurang dari 200-300 mikron pada saluran masuk air (inlet) untuk mencegah masuknya patogen, predator dan padatan yang tidak diinginkan yang dapat mengendap. Filter harus dipelihara secara teratur dengan membilas dengan air bersih dan menghilangkan kotoran di jaringnya.

 

Sedangkan untuk disinfeksi air, gunakan disinfektan kimiawi untuk membasmi semua patogen. Gunakan 20–30 ppm natrium hipoklorit 60 persen, 0,5–2,5 ppm KMnO4 dan 10 ppm TCCA ke air yang disaring selama 24 jam. Pertahankan aerasi penuh selama proses disinfeksi kimiawi. Untuk menghilangkan sisa klorin, gunakan natrium tiosulfat dengan jumlah yang tepat dengan cara mengalikan sisa konsentrasi klorin dikali tiga. Terakhir, aplikasikan proses tersebut dua hingga tujuh kali selama 24 jam.

 

 

2. Tingkatkan biosekuriti

Dalam budidaya udangbiosekuriti sering diabaikan karena dianggap hanya menambah kebutuhan infrastruktur yang tidak perlu dan prosedur yang kompleks dengan keuntungan yang tidak jelas.

 

Namun, pentingnya biosekuriti tidak bisa diabaikan karena ini adalah salah satu cara utama untuk mencegah penyakit di tambak dan juga wabah lebih lanjut di suatu wilayah; ini tentu menguntungkan tidak hanya satu petambak tetapi juga seluruh lingkungan.

 

Biosekuriti bekerja dengan mencegah masuknya patogen dan mengeluarkan patogen dari tambak. Berikut adalah beberapa tindakan biosekuriti yang paling sederhana yang dapat mulai diterapkan di tambak.

 

  • Gunakan pelapis kolam  bahan yang paling umum digunakan adalah plastik high-density polyethylene (HDPE). Penggunaan pelapis memungkinkan kontrol air yang lebih mudah karena air tidak berinteraksi langsung dengan tanah, sebab interaksi tersebut dapat memicu reaksi anoksik kompleks yang sangat beracun bagi udang.
  • Lindungi tambak dengan pagar berguna untuk mencegah masuknya hewan liar, seperti kepiting, yang mungkin dapat membawa patogen yang tidak diinginkan.
  • Kontrol pergerakan orang dan kendaraan – penting untuk memastikan bahwa seluruh karyawan dan pengunjung telah melalui prosedur desinfeksi dan pembersihan sebelum dan setelah masuk dan saat bekerja. Semua kendaraan harus melalui prosedur yang sama sebelum masuk dan keluar.
  • Tempatkan pakan dan probiotik di ruang penyimpanan khusus berguna untuk menjaga kebersihan, mencegah kontak dengan vektor luar yang dapat membawa penyakit, dan untuk memberikan suhu yang lebih stabil agar kualitas pakan terjaga dengan lebih baik.
  • Pastikan ada laboratorium yang tersedia di area tambak – laboratorium penting untuk dua hal: mengecek kualitas air dan memeriksa penyakit. Memiliki laboratorium yang handal di tambak sangatlah bermanfaat, sebab melakukan pemeriksaan tersebut secara lokal jauh lebih cepat daripada, misalnya, harus mengirim sampel air atau udang ke kota lain.

 

Tindakan biosekuriti sederhana seperti jaring filter dan pelapis kolam dapat membantu mencegah wabah penyakit

 

3. Pertahankan alkalinitas di level optimal

Alkalinitas adalah salah satu parameter kualitas air yang paling penting karena dapat secara langsung memengaruhi fluktuasi pH dan komposisi bakteri. Direkomendasikan untuk menjaga alkalinitas pada 120–150 ppm. Pemeliharaan alkalinitas dapat dilakukan dengan mengaplikasikan senyawa bikarbonat atau karbonat, seperti NaHCO3, KHCO3, Na2CO3, CaCO3, dan CaMg(CO3)2 dan Premix makro mineral ke tambak. Lebih baik menerapkan pemeliharaan secara berkala daripada hanya melakukannya ketika terjadi lonjakan alkalinitas.

 

Untuk mengetahui jumlah senyawa bikarbonat yang tepat untuk diaplikasikan, kita perlu mengetahui konsentrasi alkalinitas saat ini, oleh karena itu pengukuran berkala menjadi penting. Rumus sederhana ini dapat membantu estimasi jumlah yang tepat:

(sasaran alkalinitas – konsentrasi alkalinitas saat ini)*2

 

Pemeliharaan alkalinitas dianjurkan dilakukan pada malam atau dini hari. Senyawa bikarbonat akan bereaksi dengan karbon dioksida (CO2) yang lebih banyak tersedia pada malam hari akibat respirasi semua organisme.

 

 

 

4. Kalibrasi semua alat ukur

Ini mungkin tampak sederhana tetapi sebelum setiap siklus, pastikan semua alat ukur telah dikalibrasi. Ini termasuk DO meter, pH meter, refraktometer, dan alat uji kimia. Alat yang tidak terkalibrasi dapat menyebabkan kesalahan yang signifikan yang dapat menyebabkan kekeliruan pengelolaan karena data yang tidak akurat. Alat yang dikalibrasi dapat membantu kita mendapatkan data yang lebih akurat tentang kondisi tambak dan memungkinkan pembuatan keputusan yang lebih akurat.

 

5. Lakukan asesmen kesehatan benur dan udang

Sebelum ditebar, benur dari hatchery harus diperiksa kesehatannya secara teratur  dengan mata telanjang atau, lebih baik, dengan mikroskop. Kesehatan udang juga harus diperiksa seminggu sekali setelah penebaran. Ini bermanfaat untuk menjaga pertumbuhan udang yang optimal dan mendeteksi kemungkinan adanya tanda-tanda penyakit. Hal-hal utama yang perlu diperiksa adalah jika:

 

  • Udang berenang dengan aktif
  • Morfologi tubuh normal
  • Perut terisi penuh
  • Tidak ada organisme lain yang menempel di tubuh
  • Otot tidak berwarna keruh
  • Perbandingan lebar otot dengan usus adalah 3:1
  • Hepatopankreas berukuran besar dan berwarna gelap
  • Insang berwarna putih atau keabu-abuan
  • Tidak ada melanisasi (ditunjukkan dengan bintik hitam dan kecoklatan)
  • Tidak ada sisa molting pada kepala udang
  • Tidak ada luka atau cacat pada tubuh

 

 

6. Ambil sampel udang secara rutin

Pengambilan sampel memungkinkan petambak untuk memahami pertumbuhan udang dan menyesuaikan tabel pakan, mencegah pemberian makan berlebih dan kekurangan makan. Disarankan untuk mengambil sampel udang setiap lima sampai tujuh hari dengan menggunakan jaring yang sesuai dengan ukuran udang saat itu. Pengambilan sampel dilakukan untuk memperkirakan berat badan rata-rata atau mean body weight (MBW) yang dihitung dengan membagi berat total udang dengan jumlah populasi udang.

 

Petambak harus mengambil sampel udang secara teratur untuk memastikan bahwa pemberian pakan dilakukan secara efisien. Yang juga penting untuk diperhatikan adalah cara pengambilan sampel yang dilakukan secara representatif. Hindari pengambilan sampel di dekat anco karena udang di sana cenderung lebih besar daripada yang lain. Ambil sampel acak secara vertikal  mencakup bagian atas, tengah dan bawah kolom air serta secara horizontal, meliputi berbagai sisi kolam. Hindari pengambilan sampel saat udang sedang molting.

 

7. Waspada molting

Molting memungkinkan udang untuk tumbuh lebih besar dan merupakan momen dalam masa pembesaran udang yang memerlukan perhatian khusus. Kita perlu mengetahui fase molting udang dengan mengambil sampel secara teratur. Dengan cara ini kita bisa lebih siap ketika molting terjadi. Untuk membantu udang menjalani pembentukan eksoskeleton yang baru, kita perlu menyediakan lingkungan yang tepat dengan memberikan nutrisi mikro dan makro mineral  yang cukup. Hal ini dapat membantu mencegah masalah molting dan kematian karena gagal molting. Beberapa mineral yang bermanfaat untuk membantu udang saat molting adalah: Ca, Cu, Mg, Na, P, K, Se, dan Zn.

 

8. Berikan probiotik di saat yang tepat

Probiotik adalah bakteri baik yang dapat meningkatkan pertumbuhan udang, mencegah stres dan penyakit, serta menjaga kualitas air yang baik. Probiotik lebih baik diaplikasikan pada awal siklus, membantu udang juvenil menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan meningkatkan kualitas air. Dianjurkan juga untuk memberikan probiotik selama situasi yang memicu stres untuk udang, seperti pertukaran air dan panen parsial. Bakteri baik bekerja dengan cara meningkatkan kesehatan usus udang dan memelihara lingkungan agar tetap relatif baik, sehingga tingkat stres dapat direduksi.

 

Memberikan probiotik selama panen parsial dapat mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kualitas akhirnya,

 

9. Terapkan fase nursery

Petambak udang biasanya menebar benur dari hatchery langsung ke kolam pembesaran, tetapi hal ini berisiko karena sistem kekebalan benur yang relatif belum berkembang. Meskipun memerlukan investasi dalam infrastruktur, fase nursery dapat membantu mengurangi risiko tersebut dengan memastikan bahwa sistem kekebalan benur telah optimal sebelum periode pembesaran.

 

Untuk mencapai hal tersebut, benur dari hatchery harus ditebar di kolam atau tangki nursery yang relatif kecil, dengan kepadatan lebih dari 2000 PL/m2, selama 30 hari. Ukuran kolam/tangki yang kecil membutuhkan lebih sedikit probiotik dan akan bekerja lebih efektif dibandingkan dengan di kolam pembesaran yang lebih besar, sehingga dapat mengurangi tingkat kematian dan biaya.

Share Artikel Ini
Artikel Berita Lainnya
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!