Selama budidaya udang vannamei, semua petambak mengharapkan keberhasilan molting Penaeus Vannamei. Penting untuk memiliki lebih banyak pengetahuan tentang NUTRISI PAKAN dan mengetahui semua faktor yang dapat mempengaruhi molting. Kita harus tahu langkah penting untuk pertumbuhan dan pertambahan bobot udang adalah molting. Saat udang vannamei mengalami molting, hal ini juga membantu udang menyembuhkan luka dan membuat tubuhnya lebih sehat.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKLUS MOLTING.
Jika para petambak mengetahui dengan baik tentang siklus molting udang Vannamei, maka akan sangat membantu bagi mereka untuk memprediksi kinerja pertumbuhan udang.
Jarak waktu molting sangat singkat pada tahap awal udang karena pertumbuhannya yang cepat, dan akan berkurang seiring dengan pertumbuhan udang.
Molting udang Vannamei biasanya dilakukan pada saat malam bulan penuh atau pada saat air laut pasang naik. Karena saat ini pH nya lebih rendah.
Dengan mengamati keadaan udang dan air, kita dapat memperkirakan waktu terjadinya molting. Sebelum molting, udang Penaeus Vannamei mempunyai otot keras, kulit putih dan kerang rapat. Bila kita menemukan gelembung-gelembung jangka panjang pada air kolam, air kolam lebih kental dan banyak cangkang udang yang mengapung di kolam, berarti banyak udang telah molting.
FAKTOR UTAMA YANG MEMPENGARUHI MOLTING UDANG.
1. Mineral dan nutrisi:
Cangkang udang Penaeus vannmei mempunyai dua komponen utama: 55% mineral anorganik (terutama kalsium dan magnesium, serta 21 mineral lainnya) dan 45% sisanya mengandung kitin (senyawa protein kitin terdiri dari karbohidrat dan protein). Oleh karena itu, mineral penting untuk kinerja pertumbuhan udang, terutama di tambak, kandungan mineralnya tidak sekaya di lingkungan alam atau air laut.
Kandungan mineral terlarut di dalam kolam menjadi faktor penting dalam membantu udang meregenerasi cangkang baru dengan cepat. Faktanya, semakin tinggi salinitas, semakin tinggi pula kandungan mineral terlarutnya. Selain itu, untuk tambak dengan kepadatan tinggi, sejumlah besar udang secara bersamaan molting, akan mengakibatkan penurunan tajam mineral di lingkungan.
Sementara itu, mineral juga merupakan molekul yang sangat diperlukan bagi alga atau plankton. Jika kepadatan alga di kolam sangat tinggi, terdapat risiko kematian mendadak setelah 1-3 hari pada udang yang berganti kulit, yang akan memperburuk lingkungan budidaya dan membuat udang berisiko tertular bakteri dan gas beracun.
Kita perlu menilai karakteristik masing-masing kolam, menambahkan mineral secukupnya pada tahap awal, tahap tengah, dan tahap akhir waktu molting vannamei. Biarlah udang vannamei terhindar dari banyaknya kematian yang disebabkan oleh alga.
ADA DUA JENIS MINERAL YANG DIGUNAKAN DALAM BUDIDAYA UDANG :
Salah satunya adalah mineral Makro. Ini termasuk mineral yang disediakan dalam bentuk senyawa seperti kalsium, fosfor, natrium, kalium, magnesium, belerang, dll, mineral tersebut umumnya larut dalam air. Yang lainnya adalah Trace mineral, termasuk besi, mangan, tembaga, seng, kobalt, dll., dicampur dengan pakan dalam bentuk bubuk atau air. Mineral-mineral tersebut umumnya larut dalam air.
2. NILAI pH
pH merupakan faktor lingkungan penting yang mempengaruhi proses molting. Jika pH lebih tinggi dari 8,3, maka tidak cocok untuk pembentukkan cangkang udang. Kondisi terbaik untuk molting udang vannamei adalah Ph 7.8-8.2. Bila pH naik, akan menyebabkan peningkatan toksisitas dari amonia.
Oleh karena itu, perlu menstabilkan angka pH dengan rutin dengan menambahkan makro mineral ke air tambak seperti produk dari Alkapond/Minapond by Fenanza yang mengandung makro mineral utama sebagai bahan utama pembentukkan cangkang baru udang, akan dapat menjaga menjaga ALKALINITAS 100-120 mg/liter. Ini akan membantu udang untuk meningkatkan frekuensi molting udang.
3. OKSIGEN TERLARUT:
Saat udang dalam tahap molting, udang perlu mengonsumsi oksigen terlarut dua kali lebih banyak dari biasanya. Kita harus terus mengoperasikan peralatan aerasi pada malam hari untuk mencapai tujuan menghirup oksigen terlarut di udara untuk menggantikan oksigen terlarut dalam air. Pastikan terdapat cukup oksigen terlarut dalam air untuk memastikan udang berhasil molting.
4. PATOGEN :
Patogen dan bakteri selalu ada di tambak udang dan pengaruhnya terhadap udang sangat signifikan. Udang harus berada dalam kualitas air yang lebih tinggi selama molting agar dapat tumbuh. Saat udang baru saja berganti kulit, kemungkinan besar udang akan menerima patogen yang menyebabkan udang bergerak lambat dan makan lebih sedikit.
Cara terbaik untuk melindungi udang saat molting adalah dengan membatasi patogen di kolam, termasuk melakukan reformasi dasar kolam (siphon) dan mengoptimalkan kualitas air sebelum molting.
Udang akan memulai siklus baru akumulasi nutrisi setelah cangkangnya dikeluarkan, sehingga perlu ditambahkan vitamin dan protein pada pakan udang. Dan penggunaan pakan berkualitas tinggi akan membantu tubuh udang kembali ke kondisi optimal, dan mencegah perubahan lingkungan mendadak yang mempengaruhi udang.
Singkatnya, mengetahui lebih banyak tentang pengaruh mineral, nutrisi, dan lingkungan serta faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian bulu udang akan membantu para petambak mengambil tindakan efektif selama periode pergantian bulu udang untuk melindungi kesehatan udang dan meningkatkan kinerja pertumbuhannya.