Salah satu
pendekatan paling populer yang diadopsi oleh petambak udang untuk mencegah
penyakit adalah penggunaan senyawa yang dipasarkan secara beragam sebagai
imunostimulan, imunopotensiator, atau suplemen makanan yang meningkatkan
kesehatan. Produk-produk yang tersedia secara komersial ini mengklaim dapat
meningkatkan mekanisme pertahanan bawaan udang dengan berbagai cara dan
memiliki efek spektrum luas namun tidak memiliki efek langsung terhadap
patogen.
Produk yang
paling umum dalam kategori ini berasal dari mikroorganisme yang mencakup glukan
yang berasal dari alga atau ragi, lipopolisakarida, sel bakteri yang dimatikan,
dan peptidoglikan. Nilai yang dirasakan dalam budidaya perikanan didasarkan
pada sejumlah percobaan yang dimaksudkan untuk menunjukkan efek “stimulasi”
pada berbagai parameter kekebalan tubuh.
Respon imun udang
Hemosit yang
bersirkulasi pada udang memainkan peran yang sangat penting, tidak hanya dalam
penyerapan langsung dan pembunuhan agen infeksi, tetapi juga dalam sintesis dan
sekresi sejumlah molekul. Pada dasarnya, hemosit melakukan reaksi inflamasi
seperti fagositosis, penggumpalan hemosit, produksi metabolit oksigen reaktif,
dan pelepasan protein mikrobisida.
Dalam kondisi
yang tidak menantang, sebagian besar faktor imunoreaktif disimpan dalam
hemosit, biasanya dalam keadaan tidak aktif. Pelepasan dan aktivasinya terjadi
melalui eksositosis yang diatur setelah stimulasi dengan adanya molekul
non-self dalam hemolimfa.
Sistem imun merupakan hasil kerjasama antara sel, molekul-molekul, dan
jaringan yang memiliki peran dalam melawan bakteri penyebab infeksi. Sistem
imunitas pada udang tidak mempunyai imunoglobulin untuk kekebalan tubuhnya.
Udang hanya mempunyai sistem kekebalan alami yang bersifat nonspesifik. Daya
tahan alami ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan sehingga
terdapat tingkatan yang berbeda-beda.
Efek imunostimulan
Imunostimulan
diketahui menginduksi reaksi in vivo
seperti perubahan jumlah hemosit, induksi reaksi enkapsulasi, atau
profenoloksidase dan melanisasi. Efek in vitro telah dikaitkan dengan aktivasi
molekul seperti fenoloksidase, peroksinektin, dan oksigen reaktif.
Beberapa
pendukung imunostimulan berpendapat bahwa jika pengobatan dengan
molekul-molekul ini menyebabkan pelepasan molekul pertahanan ke dalam
sirkulasi, maka molekul-molekul ini akan segera tersedia untuk melawan patogen
apa pun yang mungkin masuk ke dalam sistem.
Risiko serangan penyakit pada udang dapat dikurangi dengan penggunaan imunostimulan. Imunostimulan
merupakan suatu zat yang dapat meningatkan respon imun non
spesifik udang sehingga dapat tercipta kekebalan tubuh terhadap infeksi suatu
patogen. Peningkatan respon imun ini dimaksudkan agar udang mampu bertahan dari
serangan virus atau bakteri yang dapat mengancam kegagalan panen. Hal ini
karena imunitas adalah ketahanan atau resistensi terhadap penyakit, terutama
pada infeksi yang paling utama bagi setiap makhluk hidup.
Tujuan pemberian imunostimulan adalah memperkuat sistem imun udang untuk
menekan kematian dan menghindari terjadinya kegagalan panen akibat serangan
wabah penyakit. Berikut beberapa sumber imunostimulan untuk memperkuat sistem
imun udang dan cara pengaplikasiannya:
Imunostimulan yang Bersumber dari Probiotik (Memanfaatkan Lactobacillus sp).
Penggunaan
bakteri probiotik dapat dilakukan dengan
mencampurkannya ke dalam pakan atau menuangkannya pada air di dalam wadah
pemeliharaan udang. Lactobacillus
sp. adalah salah satu probiotik
udang yang bisa digunakan untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup dan
meningkatkan kelangsungan hidup udang. Bakteri probiotik merupakan mikroba
hidup yang dapat meningkatkan pemanfaatan nutrisi pakan, meningkatkan sistem imun,
dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup inang. Sebagai bakteri probiotik, Lactobacillus sp. juga bisa
menekan populasi bakteri Vibrio sp. yang bisa membahayakan
udang. Berdasarkan hasil penelitian oleh beberapa institusi, pemberian
bakteri Lactobacillus sp. pada udang terbukti mampu
meningkatkan imun pada udang. Jika imun udang sudah kuat, kekebalan tubuhnya
pun akan meningkat.
Lactobacillus sp. merupakan bakteri penghasil asam
laktat yang memproduksi antimikroba
berupa bakteriosin. Bakteriosin ini yang nantinya digunakan untuk
menghambat pertumbuhan patogen dan meningkatkan imunitas udang.
Teknik pengaplikasian Lactobacillus
sp. yang merupakan probiotik ini bisa dilakukan pada saat persiapan
lahan dan setelah penebaran benur. Perlu diingat, untuk menghasilkan
efektivitas yang tinggi, pemberian Lactobacillus sp. perlu
dilakukan secara rutin dan teratur.
Imunostimulan yang Bersumber dari Alga
Mikroalga dan makroalga diantaranya
spirulina, merupakan sumber beberapa molekul bioaktif yang diketahui dapat
meningkatkan sistem imun non spesifik. Produk berbasis ekstrak alga sudah
banyak ditemukan di pasaran, dan pemanfaatannya dalam budidaya udang terbukti
ampuh dalam meningkatkan resistensi terhadap infeksi berbagai jenis patogen, di
antaranya Vibrio alginolyticus, dan WSSV. Pemanfaatan bahan bioaktif
yang bersumber dari alga dapat dicampurkan melalui pakan untuk meningkatkan
respon imun seluler dan humoral pada udang selama masa pemeliharaan berlangsung.
Imunostimulan Bersumber dari Yeast (Ragi)
Ragi umumnya dikenal sebagai bahan dasar dalam pembuatan roti atau bir. Sel
ragi mengandung sejumlah nutrien yang dibutuhkan ikan maupun udang, yaitu
protein, lipid, vitamin and mineral. Ragi ternyata juga bisa digunakan sebagai
feed additive ke dalam pakan udang karena memiliki kandungan β-glukan. Senyawa β-glukan pada sel
ragi telah dibuktikan melalui berbagai riset dapat meningkatkan aktivitas enzim
phenol oxidase dan serangkaian respon imun udang dalam melawan infeksi bakteri
patogen seperti Vibrio harveyi.
Imunostimulan yang Bersumber dari Feed Additive
Pakan udang dapat diperkaya kandungannya dengan ditambah berbagai macam feed additive sesuai kebutuhan.
Penambahan feed additive, seperti acidifier
yaitu sodium butirat dapat meningkatkan sistim pertahanan di usus dan hepato
udang, vitamin A, C, dan E, dengan dosis yang tepat dapat memperkuat daya tahan
tubuh udang terhadap penyakit. Senyawa karotenoid seperti Astaxanthin maupun Cantaxanthine juga menjadi salah satu jenis feed
additive komersial yang dapat mengurangi tingkat stres terhadap perubahan
lingkungan, dan sebagai antioksidan sebelum atau setelah terserang penyakit.
Beberapa imunostimulan telah terbukti efektif sebagai imunomodulator bagi udang yang dibudidayakan. Penggunaan imunostimulan berbasis sumber daya hayati dapat mengurangi penggunaan antibiotik secara berlebihan. Ini tentunya lebih aman diterapkan dalam budidaya udang untuk menjamin keamanan produk dan keberlanjutan kegiatan produksi.
Selain penggunaan imunostimulan, keberhasilan dan
keberlanjutan budidaya udang juga tidak terlepas dari manajemen pakan, kualitas
air, dan pengelolaan air limbah yang sesuai dengan panduan Cara Budidaya Ikan
yang Baik untuk komoditas udang