Peningkatan sistem kekebalan tubuh adalah strategi utama untuk mencegah wabah penyakit dalam budidaya udang. Stres nutrisi diikuti oleh jenis dan kualitas bahan baku pakan juga merupakan masalah utama lainnya dalam produksi udang. Dalam hal ini, tepung ikan atau fishmeal (FM) adalah sumber protein terpenting dalam formulasi aquafeed karena keseimbangan nutrisinya yang unik, tingkat faktor antinutrisi yang rendah, dan daya cerna yang tinggi dibandingkan dengan protein berbasis lainnya.
Namun, produsen aquafeeds harus mengganti sebagian FM dengan sumber protein alternatif karena stok alami FM yang terbatas dan mulai mengalami kelangkaan sehingga harga FM terus melonjak naik. Di dalam konteks ini, beberapa penelitian telah menunjukkan kemungkinan mengganti FM dengan protein berbasis nabati dalam pakan ikan dan udang, sementara itu diketahui bahwa protein nabati memiliki beberapa masalah kritis yang membatasi penggunaannya sebagai pengganti FM.
Oleh karena itu, temuan fungsional aditif pakan yang mampu meningkatkan kecernaan pakan dan kekebalan tubuh pada hewan air yang diberi diet rendah FM atau diet berbasis nabati mungkin menjadi isu terpenting dalam praktik budidaya berkelanjutan.
Asam organik merupakan alternatif yang baik untuk antibiotik alami dalam budidaya karena berbagai efeknya pada sistem kekebalan dan status kesehatan serta kinerja pertumbuhan hewan budidaya.
Penelitian tentang aplikasi sodium butirat telah dimuat dalam Jurnal akuakultur mengenai dampak dari suplementasi asam organik yaitu sodium butirat (Butirex aqua®). Dalam Jurnal akuakultur dilaporkan hasil penelitian Yarahmadi, P. et al (2022) mengenai ‘Performa zootechnical, respons imun, dan ketahanan terhadap hipoksia stres dan infeksi Vibrio harveyi pada udang vaname (Litopeneaus vannamei) yang diberi diet pakan udang yang berbeda dengan dan tanpa penambahan sodium butirat’ adalah sebagai berikut :
Efek diet dari sodium butirat yang diproteksi secara kimia, yaitu Butirex aqua® (BU), pada kinerja pertumbuhan, aktivitas enzim pencernaan, kekebalan, mikroflora usus, dan ketahanan terhadap stres hipoksia serta penyakit menular dipelajari pada udang vanname yang diberi makan tepung ikan (FM) pada tingkat yang berbeda.
Sembilan diet eksperimental dengan kadar protein dan lemak yang sama dengan mengandung tingkat FM yang berbeda yaitu (45%, 30%, dan 15%) dan diperkaya dengan penambahan kadar BU (0, 0.3%, dan 0.6%). Setelah 60 hari, udang diberi makan diet yang mengandung 45% dan 30% FM bersama dengan 0,3% dan 0,6% BU, masing-masing, menunjukkan tingkat akhir yang lebih tinggi dalam hal berat badan dan pertambahan berat badan, sedangkan kelompok yang diberi pakan dengan 15 % FM bebas BU menunjukkan tingkat pakan yang paling tinggi rasio konversi (FCR paling tinggi/kinerja buruk).
Kadar aktivitas protease dan tripsin menurun secara nyata pada kelompok yang diberi FM 15% tanpa BU, sedangkan pemberian BU meningkatkan aktivitas enzim pencernaan pada diet rendah FM. Jumlah seluruhnya yaitu jumlah hemosit, fenoloksidase, dan lisozim secara negatif dipengaruhi oleh penurunan kadar FM dalam makanan, tetapi diet yang dilengkapi BU meningkatkan parameter ini, sebagai agen kekebalan pada udang.
Pemberian diet Butirex Aqua meningkatkan bakteri asam laktat dan penurunan jumlah total Vibrio sp. dalam usus udang yang diberi makan berbagai tingkat FM. Kematian kumulatif menurun pada kelompok rendah FM yang diberi makan dengan tingkat BU yang berbeda. Kematian udang terhadap infeksi Vibrio harveyi menurun pada kelompok yang ditambahkan BU dibandingkan dengan kelompok yang tidak menerima BU dalam diet.
Jadi kesimpulannya, pemberian Butirex Aqua dengan dosis 0,6% mengurangi dampak buruk dari diet dengan rendah FM terendah yaitu 15% atau terhadap pakan yang berbasis bahan nabati, pada kinerja keseluruhan dan kekebalan pada udang vanname.