Fosfor makanan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang ikan budidaya yang sehat. Secara historis, tepung ikan telah menjadi sumber utama fosfor dalam pakan ikan; namun, akuakultur berkelanjutan semakin menuntut pola makan yang mengandung sedikit atau tanpa pemakaian tepung ikan dalam formulasi pakan ikan. Dalam pola makan ikan modern, fosfor anorganik merupakan pengganti tepung ikan yang efisien dan andal. Namun, fosfor anorganik merupakan sumber daya yang terbatas di bumi dan industri akuakultur yang sedang berkembang harus bersaing dengan pertanian untuk mendapatkan mineral penting ini. Kesehatan ikan, terbatasnya ketersediaan dan permasalahan lingkungan mendorong budidaya perikanan modern untuk menangani sumber daya fosfor secara bijaksana dan berkelanjutan.
Pendekatan eksperimental
Komponen penting dari pengelolaan fosfor berkelanjutan adalah memahami peran fosfor untuk perkembangan tulang ikan yang sehat. Beberapa jenis kelainan tulang pada ikan diyakini disebabkan oleh kurangnya pasokan fosfor dari makanan. Namun, sebelumnya belum mungkin untuk mengukur risiko dan menentukan apakah malformasi merupakan akibat langsung atau tidak langsung dari kekurangan fosfor.
Penelitian dari Witten Eckhard et al 2016, Dampak pemberian pakan salmon Atlantik dengan pola makan yang sangat kekurangan fosfor. Pakan trial hanya mengandung setengah dari jumlah fosfor yang diperkirakan diperlukan untuk perkembangan kesehatan.
Hasil yang mengejutkan
Pada akhir periode percobaan, diperkirakan akan terdapat beberapa kelainan tulang belakang dari daftar patologi yang dipublikasikan sebelumnya (Aquaculture 2009, 295:6-14). Sebaliknya, semua hewan dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki tulang belakang yang lurus sempurna. Namun, perbandingan dengan sinar X pada tulang belakang hewan kontrol menunjukkan badan tulang belakang yang lebih kecil dan jaraknya lebih lebar pada ikan yang diberi pakan rendah fosfor.
Setelah temuan ini, sampel tulang yang termineralisasi (non-dekalsifikasi) menjadi sasaran analisis mikroskopis. Yang mengejutkan, tulang belakang ikan salmon Atlantik yang diberi makanan kekurangan fosfor ternyata tidak sekecil yang ditunjukkan oleh hasil rontgen. Pertumbuhan tulang dan sisik berlanjut secara teratur. Menjadi jelas bahwa mineralisasi tulang berhenti segera setelah hewan tersebut diberi makanan yang kekurangan fosfor. Namun, pertumbuhan tulang terus berlanjut dan tidak ada tanda-tanda resorpsi atau malformasi pada tulang yang tidak mengalami mineralisasi.
Pola makan ikan di masa depan dan pengelolaan fosfor
Penelitian ini untuk pertama kalinya menunjukkan betapa parahnya kekurangan fosfor primer mempengaruhi kerangka salmon pada tingkat sel. Periode percobaan 10 minggu menghasilkan kerangka homogen yang kekurangan fosfor tetapi tidak ada malformasi yang jelas. Dapat diduga bahwa pembentukan tulang dan mineralisasi tulang sebagian besar bersifat independen. Kekurangan fosfor tidak serta merta menyebabkan malformasi. Selain itu, kekurangan fosfor saja dan tanpa faktor tambahan yang merugikan mungkin bukan penyebab malformasi. Penelitian ini berlanjut dan percobaan telah diluncurkan yang akan menjawab pertanyaan terbuka tentang jenis kelainan bentuk yang mungkin timbul.
Pemahaman yang lebih baik tentang peran fosfor bagi perkembangan tulang yang sehat akan membantu industri akuakultur yang sedang berkembang untuk mengelola fosfor sebagai bahan pakan yang penting dan berharga serta menggunakannya secara berkelanjutan.