Seiring dengan upaya tambak udang untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas, tingkat intensifikasi meningkat dengan kepadatan penebaran yang lebih tinggi dalam sistem produksi dan pertumbuhan udang menjadi lebih cepat. Hal ini mengurangi kemampuan produktivitas alami dalam memenuhi kebutuhan nutrisi udang dan mengakibatkan efek yang tidak diinginkan, termasuk pigmentasi yang buruk.
Pigmentasi sangat penting bagi udang. Saat udang berganti kulit, mereka membuang banyak pigmen yang tersimpan di cangkangnya. Ini berarti mereka memerlukan kadar karotenoid yang cukup di dalam jaringannya untuk mempertahankan tingkat pigmentasi yang sama pada cangkang barunya. Namun sayangnya, warnanya semakin memudar, terutama di tambak dengan kepadatan penebaran yang sangat tinggi. Sistem di dalam ruangan juga dapat menghasilkan warna yang buruk, begitu pula sistem dengan salinitas rendah dimana udang mungkin lebih sering berganti kulit.
Di masa lalu, praktik sistem budidaya udang dilakukan pada tingkat ekstensif atau semi-intensif, dengan pakan alami kaya astaxanthin tersedia untuk hewan. Namun saat ini, sebagian besar tambak udang komersial dioperasikan dalam sistem intensif atau super-intensif, yang menyebabkan udang terkena stres yang lebih tinggi karena kepadatan tinggi, kinerja pertumbuhan (stres molting), stres osmoregulasi, dan peningkatan infeksi penyakit.
Karotenoid yang paling signifikan dalam menentukan warna udang adalah astaxanthin, antioksidan yang sangat efektif. Astaxanthin tidak hanya menghasilkan warna merah cerah saat udang dimasak, namun juga bertindak sebagai nutrisi utama untuk menjaga kesehatan, meningkatkan ketahanan terhadap stres, meningkatkan kesejahteraan, tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup, serta mendukung perkembangan gonad dan fungsi kekebalan tubuh. Dibandingkan dengan antioksidan lain seperti Vitamin C dan E, astaxanthin lebih kuat dan ampuh, menjadikannya sumber pigmen yang baik untuk udang.
Ikan dan udang di alam liar membutuhkan karotenoid untuk bertahan hidup dan satu-satunya organisme yang dapat mensintesis karotenoid adalah alga, jamur, dan bakteri seperti Paracoccus carotinifaciens. Ini adalah salah satu komponen awal rantai makanan di lingkungan perairan dan menghasilkan salah satu karotenoid dengan konsentrasi tertinggi, termasuk astaxanthin. Dalam budidaya perikanan, udang dapat memetabolisme beberapa beta-karoten diantaranya canthaxanthin menjadi astaxanthin menjadi lebih ekonomis ketika diinklusikan ke dalam pakan karena canthaxanthin lebih murah daripada astaxanthin. Astaxanthin meningkatkan warna selain itu juga merupakan antioksidan yang terbukti dapat meningkatkan parameter kekebalan utama pada udang.
Warna sangat penting di bagian hilir rantai pasokan udang karena dampak visual langsungnya. Harga yang lebih baik dapat diperoleh untuk udang dengan warna yang lebih kuat, khususnya di negara-negara seperti Tiongkok dimana konsumen bersedia membayar lebih untuk udang dengan warna yang lebih baik dan dimana warna udang impor sering dipantau. Di negara-negara yang industri pengolahannya sudah matang, warna sudah menjadi kriteria penting dalam menentukan harga udang.
Seiring dengan bertambahnya wawasan konsumen mengenai pigmentasi dan pengaruhnya terhadap kualitas dan kesehatan udang, permintaan terhadap udang dengan warna yang lebih cerah akan meningkat. Tambak udang dapat mempertahankan warna tersebut jika pasar dapat mengidentifikasi kriteria yang diharapkan dari budidaya udang dan memberikan solusi tentang bagaimana tambak dapat memenuhi kriteria tersebut. Para petambak udang sudah merencanakan produksi mereka untuk mendapatkan margin maksimum dalam operasi mereka berdasarkan permintaan pasar.
Petambak udang harus bekerja sama dengan bagian hilir rantai pasokan udang, tidak hanya untuk memasarkan produk mereka, namun juga untuk memahami apa yang dapat dilakukan untuk mempertahankan warna dan memberi nilai tambah pada produksi mereka. Selain meningkatkan teknik pengawetan dan logistik transportasi, tambak juga dapat mengeksplorasi potensi dan laba atas investasi dari pigmentasi yang baik, sementara rantai pasokan udang perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa nilai pigmentasi yang baik dan sifat-sifat positif lainnya pada udang diterjemahkan menjadi tanggung jawab setiap pemangku kepentingan, mulai dari petambak dan pabrik pakan hingga pemasok. Selain warna, nilai gizi, kualitas dan rasa daging, serta mengkomunikasikan manfaat dan nilai rata-rata udang juga penting.
Petambak udang memerlukan strategi pigmentasi yang sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan industri dan memberikan konsistensi. Petambak udang harus memastikan bahwa ketika mereka memberi makan udang, mereka dapat memenuhi target warna yang diinginkan. Udang dapat dikirim untuk pengujian laboratorium untuk menganalisis kadar astaxanthin pada otot, cangkang, mata atau sefalotoraks. Banyak informasi ilmiah yang dapat membantu petambak mengoptimalkan dan mencapai warna yang diinginkan. Sedangkan udang yang diperkaya astaxanthin dapat menjadi sumber nutrisi antioksidan dan anti inflamasi yang unik, baik untuk kesehatan dan rendah lemak. Meningkatkan kesadaran terhadap hal ini juga akan membantu penetapan harga udang yang lebih baik.
Kualitas nutrisi udang dapat ditingkatkan dengan peningkatan karotenoid dan vitamin larut lemak yang ditambahkan pada pakan udang. Merancang pakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi udang untuk sistem produksi tertentu akan memungkinkan lebih banyak spesialisasi produk udang di pasar.