(021) 83787990

contact@fenanza.id

Nukleotida Tingkatkan Status Kesehatan Hewan Akuatik

Nukleotida merupakan nutrient semi esensial bagi ikan dan udang adalah senyawa intraseluler dengan berat molekul rendah yang memainkan peran penting dalam proses fisiologis dan biokimia penting ikan dan udang. Unsur metabolit nukleotida merupakan blok bangunan dasar DNA dan RNA yang terdiri dari basa nitrogen (purin & pirimidin), gula (deoksiribosa dan ribosa), dan gugus fosfat. Basa purin yang utama terdiri atas adenin, guanin, hipoxantin dan xantin.. Basa pirimidin yang utama terdiri atas urasil, timin, dan sitosin. Urasil dan sitosin merupakan komponen pirimidin utama dari RNA.

 

Secara alami nukleotida terdapat dalam semua makanan yang berasal dari hewan dan tumbuhan dalam bentuk nukleotida bebas dan asam nukleat. Kebutuhan nukleotida untuk fungsi fiosiologi hewan dapat dipenuhi dari sintesa de novo. Namun demikian, suplai nukleotida dari sintesa tersebut tidak cukup untuk menjalankan fungsi fisiologi secara optimal terutama pada sistem imun pada saat berada dalam kondisi stres. Dalam akuakultur, stres akibat penanganan (handling), penyortiran (grading), pengangkutan, kepadatan tinggi, penyakit, dan kualitas air yang kurang baik merupakan masalah yang umum terjadi dan karenanya penambahan nukleotida dalam pakan mungkin diperlukan Sintesis nukleotida terjadi pada sebagian besar jenis sel, meskipun ini merupakan proses yang memakan banyak energi. Oleh karena itu, peran nukleotida yang diberikan secara eksogen telah lama dipertimbangkan.

 

Penggabungan nukleotida makanan menghasilkan beberapa efek menguntungkan dalam percobaan pemberian makanan. Menambahkan nukleotida ke dalam pakan dengan kadar tepung ikan yang rendah menghasilkan respons imun yang jauh lebih baik (kadar THC lebih tinggi). Penggunaan nukleotida dalam pakan dengan kadar tepung ikan rendah juga menghasilkan parameter pertumbuhan yang jauh lebih baik, dibandingkan dengan kelompok kontrol.

 

Nukleotida dan metabolitnya telah dipelajari dalam makanan ikan selama lebih dari 25 tahun sehubungan dengan palatabilitas makanan, perilaku makan ikan, dan biosintesis asam amino nonesensial. Perhatian terhadap suplementasi nukleotida pada makanan ikan muncul dari laporan Burrells et al. 2001, yang menunjukkan bahwa nukleotida pada makanan meningkatkan ketahanan ikan terhadap infeksi virus, bakteri, dan parasit, serta meningkatkan kemanjuran vaksinasi dan kapasitas osmoregulasi.  Nukleotida merupakan imunostimulan yang sudah diketahui dapat meningkatkan respon imun nonspesifik ikan. Pada udang, nukleotida merupakan nutrient kunci (key nutrient) bagi sistem imun udang dan pemberian nukleotida seperti yeast atau ekstrak yeast dapat meningkatkan resistensi dan pertumbuhan udang.

 

Sampai saat ini, penelitian mengenai nutrisi nukleotida pada ikan telah menunjukkan hasil yang cukup konsisten dan menggembirakan dalam hal manajemen pertumbuhan dan kesehatan.

 

Kemoatraksi

Nukleotida tertentu bertindak sebagai penambah rasa bagi banyak ikan dan beberapa krustasea seperti udang. Misalnya, suplementasi makanan dengan 2,5 dan 4,1 persen ekstrak ragi RNA, 1,85 persen guanin, atau 2,17 persen xantin secara signifikan meningkatkan asupan pakan kumulatif ikan rainbow trout selama periode 12 minggu (Rumsey et al. 1992). Dan suplementasi pakan inosin monofosfat (IMP) sebesar 2.800 mg/kg dilaporkan meningkatkan asupan pakan ikan bass mulut besar sebesar 46 persen dibandingkan dengan pakan berbahan dasar bungkil kedelai tanpa suplemen (Kubitza et al., 1997). IMP dapat menjadi kandidat utama untuk penelitian atraktan pakan untuk mengeksplorasi lebih jauh pengganti tepung ikan dalam pakan akua.

 

Peningkatan pertumbuhan & kekebalan

Penelitian pada ikan juga menunjukkan bahwa nukleotida eksogen dapat mempengaruhi komponen humoral dan seluler dari sistem kekebalan bawaan ikan. Misalnya, nukleotida eksogen meningkatkan komplemen serum dan aktivitas lisozim, serta fagositosis dan produksi anion superoksida dari fagosit ginjal pada ikan mas (Sakai et al., 2001).

 

Hasil penelitian dari Subaidah. S dkk. 2018, bahwa pemberian nukleotida dengan dosis 400 mg/kg pakan yang diberikan selama 4 minggu memberikan peningkatan pertumbuhan bobot yang lebih baik dibanding kontrol tanpa pemberian. Nukleotida yang lebih spesifik berfungsi sebagai immunostimulan memberikan sintasan (Survival Rate) yang lebih baik yaitu sebesar 62,75% atau 12,72% lebih tinggi dari kontrol, dan sebesar 59,50% atau 6,88% lebih tinggi dari kontrol.

 

Respons terhadap stres

Salah satu hipotesis yang paling diterima secara luas mengenai efek menguntungkan dari nukleotida makanan pada ikan adalah bahwa pemicu stres seperti kualitas air yang buruk, kepadatan yang tinggi, dan penanganan di budidaya perikanan menyebabkan tuntutan terhadap nukleotida melebihi yang disintesis oleh ikan atau disediakan dalam pakan biasa. Nukleotida eksogen dapat menghasilkan efek yang menguntungkan (Burrells et al., 2001).

 

Para peneliti di atas juga menemukan bahwa nukleotida makanan dapat meningkatkan toleransi terhadap stres melalui penelitian yang membandingkan kapasitas osmoregulasi dan kinerja pertumbuhan salmon Atlantik yang diberi makanan yang dilengkapi nukleotida atau makanan kontrol setelah stres akut melalui transfer air laut. Nukleotida mengurangi kadar kortisol serum ikan rainbow trout yang sehat setelah 90 hingga 120 hari diberi makan pada ikan yang terinfeksi Virus Nekrosis Pankreas Menular (Leonardi et al., 2003).

 

Resistensi penyakit

Peningkatan resistensi terhadap berbagai bakteri patogen juga telah dilaporkan pada beberapa spesies ikan termasuk salmon terhadap Vibrio anguillarum dan Piscirickettsia salmonis, ikan mas terhadap Aeromonas hydrophila dan bass bergaris hibrida terhadap Streptococcus iniae. Suplementasi makanan dengan produk nukleotida komersial dapat meningkatkan ketahanan salmon Atlantik dan trout pelangi terhadap Virus Infectious Salmon Anemia (ISA) (Burrells et al., 2001) dan Infectious Pancreatic Necrosis Virus (Leonardi et al., 2003).  

Share Artikel Ini
Artikel Berita Lainnya

Nukleotida merupakan nutrient semi esensial bagi ikan dan udang adalah senyawa intraseluler dengan berat molekul rendah yang memainkan peran penting dalam proses fisiologis dan biokimia penting ikan dan udang. Unsur metabolit nukleotida merupakan blok bangunan dasar DNA dan RNA yang terdiri dari basa nitrogen (purin & pirimidin), gula (deoksiribosa dan ribosa), dan gugus fosfat. Basa purin yang utama terdiri atas adenin, guanin, hipoxantin dan xantin.. Basa pirimidin yang utama terdiri atas urasil, timin, dan sitosin. Urasil dan sitosin merupakan komponen pirimidin utama dari RNA.

 

Secara alami nukleotida terdapat dalam semua makanan yang berasal dari hewan dan tumbuhan dalam bentuk nukleotida bebas dan asam nukleat. Kebutuhan nukleotida untuk fungsi fiosiologi hewan dapat dipenuhi dari sintesa de novo. Namun demikian, suplai nukleotida dari sintesa tersebut tidak cukup untuk menjalankan fungsi fisiologi secara optimal terutama pada sistem imun pada saat berada dalam kondisi stres. Dalam akuakultur, stres akibat penanganan (handling), penyortiran (grading), pengangkutan, kepadatan tinggi, penyakit, dan kualitas air yang kurang baik merupakan masalah yang umum terjadi dan karenanya penambahan nukleotida dalam pakan mungkin diperlukan Sintesis nukleotida terjadi pada sebagian besar jenis sel, meskipun ini merupakan proses yang memakan banyak energi. Oleh karena itu, peran nukleotida yang diberikan secara eksogen telah lama dipertimbangkan.

 

Penggabungan nukleotida makanan menghasilkan beberapa efek menguntungkan dalam percobaan pemberian makanan. Menambahkan nukleotida ke dalam pakan dengan kadar tepung ikan yang rendah menghasilkan respons imun yang jauh lebih baik (kadar THC lebih tinggi). Penggunaan nukleotida dalam pakan dengan kadar tepung ikan rendah juga menghasilkan parameter pertumbuhan yang jauh lebih baik, dibandingkan dengan kelompok kontrol.

 

Nukleotida dan metabolitnya telah dipelajari dalam makanan ikan selama lebih dari 25 tahun sehubungan dengan palatabilitas makanan, perilaku makan ikan, dan biosintesis asam amino nonesensial. Perhatian terhadap suplementasi nukleotida pada makanan ikan muncul dari laporan Burrells et al. 2001, yang menunjukkan bahwa nukleotida pada makanan meningkatkan ketahanan ikan terhadap infeksi virus, bakteri, dan parasit, serta meningkatkan kemanjuran vaksinasi dan kapasitas osmoregulasi.  Nukleotida merupakan imunostimulan yang sudah diketahui dapat meningkatkan respon imun nonspesifik ikan. Pada udang, nukleotida merupakan nutrient kunci (key nutrient) bagi sistem imun udang dan pemberian nukleotida seperti yeast atau ekstrak yeast dapat meningkatkan resistensi dan pertumbuhan udang.

 

Sampai saat ini, penelitian mengenai nutrisi nukleotida pada ikan telah menunjukkan hasil yang cukup konsisten dan menggembirakan dalam hal manajemen pertumbuhan dan kesehatan.

 

Kemoatraksi

Nukleotida tertentu bertindak sebagai penambah rasa bagi banyak ikan dan beberapa krustasea seperti udang. Misalnya, suplementasi makanan dengan 2,5 dan 4,1 persen ekstrak ragi RNA, 1,85 persen guanin, atau 2,17 persen xantin secara signifikan meningkatkan asupan pakan kumulatif ikan rainbow trout selama periode 12 minggu (Rumsey et al. 1992). Dan suplementasi pakan inosin monofosfat (IMP) sebesar 2.800 mg/kg dilaporkan meningkatkan asupan pakan ikan bass mulut besar sebesar 46 persen dibandingkan dengan pakan berbahan dasar bungkil kedelai tanpa suplemen (Kubitza et al., 1997). IMP dapat menjadi kandidat utama untuk penelitian atraktan pakan untuk mengeksplorasi lebih jauh pengganti tepung ikan dalam pakan akua.

 

Peningkatan pertumbuhan & kekebalan

Penelitian pada ikan juga menunjukkan bahwa nukleotida eksogen dapat mempengaruhi komponen humoral dan seluler dari sistem kekebalan bawaan ikan. Misalnya, nukleotida eksogen meningkatkan komplemen serum dan aktivitas lisozim, serta fagositosis dan produksi anion superoksida dari fagosit ginjal pada ikan mas (Sakai et al., 2001).

 

Hasil penelitian dari Subaidah. S dkk. 2018, bahwa pemberian nukleotida dengan dosis 400 mg/kg pakan yang diberikan selama 4 minggu memberikan peningkatan pertumbuhan bobot yang lebih baik dibanding kontrol tanpa pemberian. Nukleotida yang lebih spesifik berfungsi sebagai immunostimulan memberikan sintasan (Survival Rate) yang lebih baik yaitu sebesar 62,75% atau 12,72% lebih tinggi dari kontrol, dan sebesar 59,50% atau 6,88% lebih tinggi dari kontrol.

 

Respons terhadap stres

Salah satu hipotesis yang paling diterima secara luas mengenai efek menguntungkan dari nukleotida makanan pada ikan adalah bahwa pemicu stres seperti kualitas air yang buruk, kepadatan yang tinggi, dan penanganan di budidaya perikanan menyebabkan tuntutan terhadap nukleotida melebihi yang disintesis oleh ikan atau disediakan dalam pakan biasa. Nukleotida eksogen dapat menghasilkan efek yang menguntungkan (Burrells et al., 2001).

 

Para peneliti di atas juga menemukan bahwa nukleotida makanan dapat meningkatkan toleransi terhadap stres melalui penelitian yang membandingkan kapasitas osmoregulasi dan kinerja pertumbuhan salmon Atlantik yang diberi makanan yang dilengkapi nukleotida atau makanan kontrol setelah stres akut melalui transfer air laut. Nukleotida mengurangi kadar kortisol serum ikan rainbow trout yang sehat setelah 90 hingga 120 hari diberi makan pada ikan yang terinfeksi Virus Nekrosis Pankreas Menular (Leonardi et al., 2003).

 

Resistensi penyakit

Peningkatan resistensi terhadap berbagai bakteri patogen juga telah dilaporkan pada beberapa spesies ikan termasuk salmon terhadap Vibrio anguillarum dan Piscirickettsia salmonis, ikan mas terhadap Aeromonas hydrophila dan bass bergaris hibrida terhadap Streptococcus iniae. Suplementasi makanan dengan produk nukleotida komersial dapat meningkatkan ketahanan salmon Atlantik dan trout pelangi terhadap Virus Infectious Salmon Anemia (ISA) (Burrells et al., 2001) dan Infectious Pancreatic Necrosis Virus (Leonardi et al., 2003).  

Share Artikel Ini
Artikel Berita Lainnya
Our customer support team is here to answer your questions. Ask us anything!