Akuakultur secara umum dan tentunya industri budidaya udang menghadapi beberapa tantangan termasuk penyakit, pakan, tanggung jawab lingkungan dan social dan market.
Penyakit dan pakan mungkin yang paling penting bagi industri udang saat ini. Dalam sejarahnya yang relatif singkat sekitar 30 tahun, secara berkala budidaya udang telah dipengaruhi oleh berbagai penyakit, sebagian besar berasal dari virus dan baketri EMS/AHPND dan White Spot.
Dalam beberapa tahun terakhir kita telah melihat munculnya dua penyakit baru yang serius, penyakit EMS/AHPND (Sindrom Kematian Dini/Penyakit Nekrosis Hepatopankreatik Akut) yang disebabkan oleh bakteri Vibrio parahaemolyticus; dan penyakit baru yang disebut Hepatopancreatic Microsporidiosis (HPM) yang disebabkan oleh parasit mikrosporidian kecil (1 mikron), intraseluler, pembentuk spora (Enterocytozoon hepatopenaei, atau EHP).
Tantangan lain yang sangat penting adalah bahan-bahan baku aquafeed. Akuakultur termasuk budidaya udang telah berkembang sangat signifikan dalam sekitar 30 tahun terakhir, dan perlu terus berkembang untuk memberikan kontribusi volume yang sangat besar dari makanan laut yang dibutuhkan oleh populasi manusia yang terus bertambah. Beberapa spesies akuakultur utama yang harus terus memainkan peran penting dalam ketersediaan pangan, diberi pakan dengan aquafeeds yang diproduksi, yang berarti industri aquafeed juga perlu tumbuh secara signifikan, dan ini akan meningkatkan kebutuhan akan lebih banyak bahan baku.
Meskipun ganggang yang dibudidayakan mungkin memiliki peran, sebagian besar bahan tambahan akan datang dari berbagai kegiatan berbasis lahan seperti pertanian, melalui peningkatan produksi bahan utama saat ini seperti kedelai dan bahan nabati lainnya, dari produk sampingan hewan yang diproses, dan dari produk baru yaitu ahan-bahan seperti beragam produk bakteri (single cell protein), makanan serangga (maggot) dan lain-lain. Produksi bahan pakan berbasis lahan atau bahan nabati di bawah kondisi yang sebagian besar terkendali dapat diperluas, berkelanjutan, bertanggung jawab, dan dapat disertifikasi.
Mengenai perspektif industri, ada tiga pertanyaan dasar yang harus kita tanyakan dan jawab. Yang pertama adalah “Bisakah kita ‘membuat’ udang yang lebih baik?”
Spesies yang paling banyak dibudidayakan, adalah udang putih Pasifik (Litopenaeus vannamei), dan juga udang windu (Penaeus monodon) yang masih sangat relevan telah menunjukkan potensi mereka untuk tumbuh secara signifikan, dan galur yang didomestikasi telah menunjukkan peningkatan genetik yang substansial dalam tingkat pertumbuhan, ketahanan dan sifat seleksi lain yang diinginkan. Waktu generasi atau pertumbuhan yang relatif singkat (dibandingkan spesies budidaya lainnya) merupakan nilai tambah dalam upaya pemuliaan selektif udang vanname. Yang paling penting adalah domestikasi lebih lanjut, pengembangan galur yang lebih baik dari benur yang bebas patogen spesifik (SPF), tahan patogen spesifik (SPR dan toleran patogen spesifik), dan pemuliaan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan budidaya tertentu.
Pertanyaan kedua yang perlu dipertimbangkan adalah “Bisakah kita menumbuhkan udang dengan lebih baik?”.
Dalam teknologi pertumbuhan kita dapat meningkatkan penggunaan kembali air dalam teknologi bioflok, dan meningkatkan penggunaan produksi multi tahap dengan sistem pembibitan. Penelitian nutrisi semakin memperluas pemahaman kita tentang kebutuhan nutrisi udang, relevansi kesehatan usus mereka, dengan bahan-bahan inovatif dan proses pembuatan pakan yang lebih baik, dengan pakan fungsional yang baru (musiman, stres, imunomodulasi, lainnya), dengan pengiriman serta pengelolaan pakan yang lebih.
Di bidang manajemen kesehatan, kita dapat meningkatkan biosekuriti yang efektif termasuk melihat gambaran yang lebih besar dengan manajemen zona; penelitian terus meningkatkan deteksi patogen dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang cara kerjanya; penggunaan imunostimulan dan probiotik yang efektif dapat menjadi lebih signifikan.
Dan pertanyaan ketiga adalah “Bisakah kita menumbuhkan pasar udang?” Secara definitif.
Tetapi kita perlu menawarkan ketersediaan dan kualitas yang konsisten, serta lebih banyak lagi, produk-produk “nyaman” bernilai tambah baru.
Tren produksi global udang budidaya akan terus berlanjut. Tren utama mencakup lebih banyak efisiensi di setiap tingkat produksi dan pemasaran, dan peningkatan konsolidasi industri. Masalah R&D yang penting adalah hewan yang tumbuh lebih cepat dan lebih tahan penyakit yang dikembangkan untuk kondisi pertumbuhan tertentu. Karakteristik produk tambahan (misalnya konten omega 3 yang lebih tinggi) akan menjadi nilai tambah untuk pemasaran dan peningkatan permintaan konsumen.
Masalah utama pembenihan adalah ketersediaan dan harga Artemia sebagai pakan hidup, peningkatan penggantian pakan hidup, dan biosekuriti. Masalah pertumbuhan penting termasuk memperpendek periode hari budidaya melalui pembiakan selektif, efisiensi produksi dan manajemen; dan meningkatkan biosekuriti, manajemen kesehatan dan kelangsungan hidup.
Isu pasar meliputi konsumsi yang meningkat (pasar baru, internal/eksternal); pengembangan produk baru yang bernilai tambah; dan memenuhi harapan konsumen yang meningkat mengenai keutuhan, keberlanjutan, dan tanggung jawab. Industri ini memiliki potensi yang signifikan untuk memperluas produksi global, baik melalui pengembangan lokasi baru maupun dengan intensifikasi.
Menghubungkan stres dengan penyakit
Risiko penyakit ini memerlukan penciptaan dan penerapan skema manajemen yang efisien yang menghubungkan organisme dengan air, tanah dasar tambak dan pakan, yang dapat menghasilkan stres minimal.
Karakterisasi fenotipik strain bakteri (Vibrio parahaemolyticus AHPND) yang terlibat dalam penyakit kematian dini atau penyakit nekrosis hepatopankreatik akut (AHPND) dinyatakan bahwa ada “strain patogen primer Vp dengan virulensi yang berbeda, yang racun dalam plasmid memiliki kemampuan untuk menginfeksi galur lokal, bahwa ada sedikit perbedaan antara galur Meksiko dan Asia, dan galur yang dapat mentolerir berbagai kondisi lingkungan.
Sebagai alternatif untuk mengendalikan AHPND, direkomendasikan mempertahankan densitas Vp di bawah tingkat infeksi 104 CFU/mL; penggunaan sistem pembibitan tertutup dengan pertukaran air rendah dan penggunaan teknologi probiotik dan bioflok; penerapan tindakan sanitasi yang ketat di laboratorium yang memproduksi postlarva (benur) udang; menghindari penggunaan antibiotik dan probiotik generik; dan penggunaan galur genetik udang.
Kekuatan industri
Kita perlu beralih dari pengelolaan budidaya udang di tingkat tradisional dan mengubah kegiatan menjadi kegiatan industri.
Tingkat biosekuriti harus ditingkatkan di pembibitan (hatchery) dan tambak udang, dan manajemen vibrio secara umum dimodifikasi dan ditingkatkan; meningkatkan padat tebar sambil mempertahankan sistem produksi saat ini bukanlah solusi terbaik dan dapat meningkatkan prevalensi patogen; dan bahwa kita harus berusaha dalam mengembangkan teknologi dan mengubah praktik manajemen yang memungkinkan kita memiliki kendali lebih besar, meminimalkan risiko, dan memperbaiki struktur biaya. Ini adalah jalan menuju masa depan yang berkelanjutan di industri udang.