Fenanza mengedukasi pelanggan dengan menyisihkan dana sedikit lebih besar, tetapi manfaat yang diberikan akan lebih signifikan
Ada yang berbeda di Hall A dalam gelaran Indolivestock 2018 Expo & Forum yang berlangsung di Jakarta Convention Center (4-6/7) lalu. Dengan didominasi warna hijau dan orange, booth nomor AP 92 tersebut selalu ramai dikunjungi peserta pameran. Booth tersebut ternyata diisi oleh PT Fenanza Putra Perkasa (Fenanza) yaitu sebuah perusahaan swasta nasional yang sedang berkembang secara profesional sejak 2012 dengan mengusung produk-produk berkualitas, unique dan traceable dari berbagai perusahaan terkemuka di Eropa maupun Asia tidak terkecuali produk-produk hasil produksi sendiri berupa premix dalam rangka menunjang produktivitas hewan ternak dan aquaculture di Indonesia.
Presiden Direktur Fenanza, Isra’ Noor Karim mengemukakan booth Fenanza selama mengikuti Indolivestock Expo & Forum ramai dikunjungi pengunjung antara lain pelanggan maupun para supplier dari berbagai negara yang sedang mencari distributor untuk pasar Indonesia. Selain lokasi yang cukup strategis dan penataan booth yang eye catching (menarik perhatian) pengunjung, para karyawan Fenanza yang bertugas di booth juga sangat ramah dan bisa memberikan solusi atas berbagai pertanyaan dari pengunjung. Hal ini terungkap pada pembicaraan dengan Isra di sela-sela kesibukannya melayani pengunjung …… “konsep produk yang kami berikan merupakan konsep terkini dengan didukung Sumber Daya Manusia (SDM) zaman now,” ungkapnya sambil tersenyum.
Maka itu, tidak heran disebutkan Isra, dalam 5 kali keikutsertaan pada pameran peternakan bertaraf internasional ini Fenanza sudah dua kali memenangkan gelar juara yaitu 2nd Best Stand Performance (2015) dan 1st Best Stand Performance (2017). “Kita selalu memberikan tema yang kekinian dalam setiap pameran. Tahun ini tema yang Fenanza usung adalah inovasi dan profesionalisme,” cetusnya.
Edukasi Pelanggan
Isra mengemukakan dalam kesempatan pameran Indolivestock kali ini, Fenanza ingin berbagi informasi dengan pelanggan terutama produk premix Fenanza yang berkonsep traceability. Hal ini dilakukan oleh Fenanza karena saat ini ada beberapa produk premix yang beredar di pasaran tidak mempunyai konsep yang jelas dalam hal kualitas, hanya menjual berdasarkan harga saja. Konsep seperti itu menurut kami sudah kurang relevan di era keterbukaan seperti saat ini. Fenanza lebih mengedepankan berdiskusi dengan pelanggan untuk menentukan produk yang mereka inginkan sesuai dengan kebutuhan pelanggan sebelum produk ditawarkan. Artinya bahwa Fenanza selalu menempatkan diri sebagai partner yang baik bagi pelanggan dan bukan sebagai supplier.
Pada saat yang bersaman drh. Fendy Fadillah Akbar, Marketing Executive Fenanza mengatakan bahwa dengan hadirnya Fenanza dalam pameran peternakan seperti ini Fenanza akan lebih dikenal lagi oleh stakeholder sehingga timbul trust dan confidence dalam berbisnis.
Lebih jauh Agung Susilo Wahyudi S.Pt, Head of Premix Division Fenanza menegaskan bahwa dalam memilih supplier pun Fenanza memiliki kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh supplier tersebut seperti uniqueness, manfaat yang jelas dan tepat guna serta memiliki kemampuan yang baik dalam menghadapi keinginan pasar yang selalu berubah sesuai dengan keadaan, disamping memang supplier itu harus mengantongi serifikat ISO, bebas melamine/ antibioik dan beberapa syarat lainnya.
Berbicara masalah harga produk, Agung menilai bahwa harga produk akan berbanding lurus dengan kualitas. Oleh sebab itu, Fenanza mengedukasi peternak atau pelanggan agar dalam memilih produk jangan hanya melihat dari satu sisi saja, misalnya harga atau bonus yang diberikan. Tetapi, harus mendapatkan payback setiap rupiah yang dikeluarkan. “Fenanza memberikan jawaban itu. Fenanza mengedukasi pelanggan bahwa dengan menyisihkan dana sedikit lebih besar, tetapi manfaat yang diberikan akan lebih signifikan itu akan jauh lebih baik daripada mengeluarkan dana tapi kurang diperhitungkan paybacknya.
Saat ini Fenanza merupakan distributor produk pharmaceutical dan feed additive dari 7 prinsipal terkemuka di seluruh dunia yaitu EW Nutrition – Germany, Borregaard – Norway, Beijing – Enhalor International – China, Aether Centre – China, Laboratoires Phode – France, Diana Aqua – Thailand, dan UNIBIOTECH – South Korea.
Produk & Logo Terbaru
Untuk produk yang ditampilkan di Indolivestock 2018 Expo & Forum pun, Isra katakan produk terbaru yaitu MasterRisk dan BIOYEASTAR. MasterRisk dikembangkan oleh EW Nutrition Jerman untuk membantu pelanggan dalam hal menilai factor resiko mikotoksin yang berada dalam bahan baku pakannya, pakan jadi atau pakan lengkapnya.
Jadi seperti alat penilaian resiko yang menghitung hasil penelitian mikotoksin yang dilakukan di seluruh dunia secara online, dengan metode instan setelah memasukkan data-data hasil analisa mikotoksin dari laboratorium Fenanza dihubungkan dengan konsentrasi mikotoksin dan resiko yang ditimbulkannya bagi kesehatan hewan ternak. EW Nutrition mengenalkan program ini sebagai salah satu tools untuk membantu para peternak agar lebih memahami bahaya adanya infeksi mikotoksin terhadap ternak. Adapun hasilnya adalah berupa laporan dan rekomendasi secara cepat dan tepat pada peternakan.
BIOYEASTAR yaitu salah satu produk baru yang juga ikut diperkenalkan pada acara pameran kali ini, dimana produk ini secara sederhana dikatakan sebagai yeast culture yang utuh. Selama ini kita selalu menjumpai yeast (ragi) yang telah dipotong – potong sehingga dijual berdasarkan bagiannya yaitu kulit luar, kulit dalam maupun ekstrak intinya. Ternyata dengan produk utuh yeast yang berteknologi baik dapat meningkatkan palatabilitas dan nafsu makan ternak, menjaga stabilitas mikroflora dan kesehatan usus serta meningkatkan vitalitas ternak. “BIOYEASTAR adalah kultur ragi murni Saccharomyces cerevisiae Sa-10 yang mengandung lebih dari 200 nutrisi mikro yang diproduksi dengan metode fermentasi khusus,” jelas Isra.
Selain itu dalam gelaran Indolivestock Expo & Forum yang ke-13 kali ini, Fenanza juga memperkenalkan logo baru yang lebih eye catching yaitu hanya bertuliskan Fenanza sebagai branding perusahaan dimana di dalamnya telah mencakup dua perusahaan yaitu PT. Fenanza Putra Perkasa yang hanya bergerak pada produksi premixnya, sedangkan PT. Fenanza Cipta Abadi khusus untuk importasi dan distribusi.
Seminar Teknis
Dalam seminar teknis kali ini, perusahaan yang berkantor pusat di daerah Sumedang Jawa Barat ini menghadirkan tiga narasumber diantaranya, Dr. Chen Pheng, Director Of Microbiology Lab, Beijing Enhalor, China yang mempresentasikan makalah dengan judul “Trust The Gut And Feed The Trillions,”; Dr. Fabio Soller, Technical Director Asia Pasific, Diana Aqua Thailand yang mempresentasikan makalah dengan judul “Hydrolysates In Aquafeed”; terakhir Kim Salvador, Product Manager, Camden EW Nutrition South East Asia Pacific Pte.Ltd yang mempresentasikan makalah dengan judul “Master Mycotoxin Challenges, Analysis And Risk Evaluation Methods”.
Kim Salvador, mengemukakan kondisi iklim didaerah tropis dan subtropis paling kondusif bagi jamur untuk ber-replikasi, proliferasi dan elaborasi sehingga kontaminasi mikotoksin dapat memunculkan interaksi antar jenis mikotoksin. Hal ini dapat berakibat lebih berbahaya terhadap hewan ternak. Oleh sebab itu, perlu mengetahui nilai mikotoksinnya agar dapat melakukan langkah – langkah seperti mempertimbangkan seluruh bahan baku dari pakan, menganalisis mikotoksin yang paling berbahaya dan meletakkan landasan yang kuat untuk mengambil keputusan yang terbaik. “Mengukur bahaya yang ditimbulkan adalah langkah awal untuk mengatasinya,” tegasnya.
Setelah menganalisa kadar mikotoksin, menurut Kim tidaklah cukup untuk mengetahui tindakan yang akan dilakukan, akan tetapi pemahaman yang holistik tentang mengapa dan bagaimana, merupakan kunci dalam mengendalikan resiko. Sehingga hal ini, dapat menghubungkan kontaminasi mikotoksin dengan faktor resiko. Dengan pemahaman analisis resiko dapat mengambil keputusan dan aksi yang tepat untuk mengurangi ancaman mikotoksin. Oleh sebab itu “EW Nutrition menghadirkan aplikasi MasterRisk untuk mempertimbangkan interaksi mikotoksin dan memahami tantangannya,” terangnya.